Melempem di All England 2019, Jonatan dan Anthony Diminta Introspeksi

Senin, 11 Maret 2019 | 20:10 WIB
Melempem di All England 2019, Jonatan dan Anthony Diminta Introspeksi
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, saat menghadapi kompatriotnya, Jonatan Christie. [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat turut menyayangkan melempemnya penampilan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting di ajang All England 2019.

Menurut Taufik keduanya harus segera introspeksi diri agar kedepannya bisa tampil lebih baik.

Di All England 2019, Jonatan dan Anthony tampil di luar ekspektasi.

Ujung tombak tunggal putra PBSI itu kembali mengulang torehan buruk satu tahun lalu kala hanya mampu tembus hingga babak kedua turnamen.

Baca Juga: Dovizioso Girang Kalahkan Marquez di Lap Terakhir MotoGP Qatar 2019

Menurut Taufik, Jonatan dan Anthony harus segera melupakan euforia kala tampil luar biasa di Asian Games 2018.

Pasalnya, selepas multievent terbesar Asia itu, performa keduanya tak bisa dibilang memuaskan.

"Setelah mereka hasilnya bagus di Asian Games 2018, setelah itu ke sininya tidak ada (hasil yang memuaskan). Paling sampai babak pertama, kedua, ketiga. Harusnya mereka juga introspeksi diri," ujar Taufik Hidayat saat dihubungi wartawan, Minggu (10/3/2019) malam WIB.

Pada perhelatan All England 2019, Jojo—sapaan akrab Jonatan—terhenti di babak kedua oleh wakil India, Kidambi Srikanth.

Jonatan yang unggul secara head-to-head nyatanya harus takluk dalam pertarungan rubber game, 17-21, 21-11 dan 12-21.

Baca Juga: Rayakan Nyepi di All England, Ketut: Bela Negara Sama dengan Beribadah

Sementara penampilan Anthony jauh lebih menurun lagi. Tunggal putra peringkat tujuh dunia itu kembali terhenti di babak pertama, seperti halnya gelaran All England tahun lalu.

Anthony harus pulang dari Arena Birmingham lebih cepat setelah ditekuk wakil Hong Kong, Angus Ng Ka Long, dalam pertarungan tiga game, 18-21, 21-13 dan 11-21.

Taufik yang saat aktif bermain sempat mencicipi manisnya medali emas Olimpiade 2004 Athena itu, menegaskan jika bukan hanya pemain yang harus menanggung segala kekecewaan.

Tapi, PBSI selaku induk cabang olahraga bulutangkis disebutnya harus cepat berbenah.

Inkonsistensi penampilan Jonatan dan Anthony disebutnya mungkin saja merupakan dampak dari kualitas pelatih dan programnya yang tak maksimal.

Menuju Olimpiade 2020 masalah itu kata Taufik harus segera diselesaikan PBSI.

"Di sini PBSI juga harus benar-benar berbenah lah, dari pelatih dan pemainnya juga, karena sebentar lagi kan untuk mengejar poin Olimpiade 2020. Kalau begini terus mau sampai kapan?" tukas Taufik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI