Superliga Badminton 2019: Ke Final, Musica di Ambang Gelar Kelima

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Sabtu, 23 Februari 2019 | 06:29 WIB
Superliga Badminton 2019: Ke Final, Musica di Ambang Gelar Kelima
Pebulutangkis tunggal putra Musica Trinity, Jonatan Christie, menjadi penentu kemenangan timnya atas PB Jaya Raya di semifinal Djarum Superliga Badminton 2019 yang berakhir dengan skor 3-0, Jumat (22/2/2019). [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musica Trinity meraih tiket partai puncak Djarum Superliga Badminton 2019 usai menang atas PB Jaya Raya dengan skor 3-0, Jumat (22/2/2019). Hasil ini membuat Musica di ambang gelar kelima.

Sebelumnya, tim pimpinan Effendy Wijaya ini telah menguasai podium juara Superliga pada tahun 2013, 2014, 2015 dan 2017.

Anthony Sinisuka Ginting membuka jalan Musica dengan mengalahkan wakil Jaya Raya, Tommy Sugiarto, di partai pertama, dua game langsung dengan skor 21-14 dan 21-16.

Di partai kedua, pasangan Fajar Alfian/Vladimir Ivanov menghentikan perlawanan Hendra Setiawan/Marcus Fernaldi Gideon, dengan skor tipis 22-20 dan 22-20.

Baca Juga: Potret Megahnya Sirkuit Mandalika, Tuan Rumah MotoGP Indonesia 2021

"Sebetulnya kami tidak perkirakan akan menang 3-0, karena kalau lihat ranking, Jaya Raya lebih unggul di ganda, kami unggul di tunggal," ujar Effendy, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Sabtu (23/2/2019).

"Kami merasa surprise Fajar/Ivanov bisa mengalahkan Hendra/Marcus yang rankingnya lebih tinggi."

"Kemarin Fajar dan (Lee) Yong Dae dipasangkan dan kurang pas, kalau dua tahun lalu dengan sekarang kan pasti ada perubahan main. Waktu di latihan, Fajar dan Ivanov bisa kompak. Dari segi bahasa, Yong Dae dan Kim Sa Rang lebih baik, jadi kami pasangkan," jelasnya.

Jonatan Christie menjadi penentu kemenangan Musica Trinity. Ia menang telak atas pebulutangkis asing Jaya Raya, Nguyen Tien Minh, dengan skor 21-10 dan 21-15.

"Saya juga mengira awalnya kedudukan akan 1-1, kejutan juga Fajar/Ivanov bisa mengalahkan Hendra/Marcus. Saat tim sudah unggul 2-0, saya bermain lebih enjoy, sedangkan Nguyen dalam tekanan," kata Jonatan.

Baca Juga: Indonesia Resmi Calonkan Diri Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

"Nguyen memang kurang suka dengan kondisi bola dan lapangan seperti ini. Dia tipe mainnya banyak mendorong bola ke belakang dan maunya main cepat. Makanya saya jangan mengikuti tempo mainnya dia," ujar Jonatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI