Suara.com - Gara-gara tulisannya di blog, seorang penerjemah pada ajang marathon di Jepang dipecat. Si penerjemah itu diduga menuliskan kalimat rasis.
Penerjemah tersebut merupakan seorang sukarelawan di ajang marathon Beppu-Oita Mainichi Marathon di Prefektur Oita, Jepang. Wanita yang tidak disebutkan namanya itu ternyata pernah bekerja dengan para atlet dari Afrika termasuk Maroko, Ethiopia, Kenya, dan Afrika Selatan.
Meski begitu, tulisan di blog-nya itu pun berujung pemecatan terhadap dirinya. Wanita yang diduga berusia 50 tahun lebih itu menulis di blognya pada Minggu (10/2/2019) waktu setempat atau tujuh hari setelah ajang marathon tersebut berakrhir.
Dilansir dari Nextshark, tulisan dalam blognya itu ia menuliskan dengan sebutan bernada rasis untuk menggambarkan atlet dari Afrika tersebut. Namun tulisan itu kini telah lenyap alias sudah dihapus.
Baca Juga: Run To Care, Ajang Lari Marathon Sambil Beramal Siap Jelajah Kota Denpasar
"Rasanya seperti berkomunikasi dengan manusia gua. Mereka simpanse yang pemalu pada awalnya, tetapi sedikit demi sedikit mereka mau terbuka," tulis penerjemah tersebut di blognya.
Bukan hanya itu saja, dalam sebuah video juga ia mengatakan atlet Afrika dengan sebutan "simpanse imut".
Atas perbuatannya tersebut, ia pun dilaporkan ke kantor tempat ia bekerja setelah tulisan di blognya tersebut ditemukan. Wanita penerjamah itu pun mengakui perbuatanya dan menyesalinya.
"Saya tidak punya perasaan rasisme atau niat jahat. Saya menyesali pilihan kata-kata saya yang tidak dipikirkan," kata penerjemah tersebut.
Merasa bertanggung jawab atas apa yang dilakukan pekerjanya, kantor tempat wanita bekerja itu pun turut meminta maaf dan berjanji akan mendidik para pekerja sukarelawannya.
Baca Juga: 7 Potret Pelari Marathon Cantik yang Viral di Media Sosial
"Posting blog itu sangat tidak pantas, dan kami sangat meminta maaf kepada para atlet dan semua orang yang melihatnya. Kami akan berusaha mulai sekarang untuk menekankan pentingnya tanggung jawab kepada sukarelawan kami, dan untuk mendidik mereka," bunyi surat permintaan maaf kantor tersebut. (bolatimes.com)