Suara.com - Pemain Stapac Jakarta, Abraham Damar Grahita, mengaku tak ingin terpengaruh terkait kisruh regulasi tinggi badan yang tengah menimpa rekan setimnya, Kendal L. Yancy.
Pemain 23 tahun itu memilih untuk lebih fokus menjalani seri kedelapan atau seri terakhir Indonesian Basketball League (IBL) 2018/2019 di GOR Universitas Negeri Yogyakarta, mulai 14-17 Februari mendatang.
"Seperti yang coach (Giedrius Zibenas) bilang, kami tak perlu urusin hal di luar basket. Kita profesional, apapun yang terjadi kita harus tetap latihan, jadi lebih baik setiap harinya. Itu saja," kata Abraham Damar Grahita saat ditemui di FX Sudirman, Senanyan, Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Di laga pertama seri kedelapan, Stapac dijadwalkan bertemu lawan sengit, Pelita Jaya Basketball pada, Jumat (15/2/2019).
Baca Juga: Seluruh Atlet Peraih Emas Asian Games Belum Terima Bonus Rumah
Pertandingan itu diprediksi akan berlangsung dengan tensi tinggi, menyusul Pelita Jaya-lah tim yang melayangkan surat protes kepada IBL untuk mengukur ulang tinggi Kendal Yancy.
Abraham mengatakan jika bumbu-bumbu di luar lapangan justru membuat permainan akan berjalan seru.
Namun, pebasket yang juga penggawa Timnas Indonesia itu menegaskan jika fokusnya hanyalah ingin membawa Stapac meraih kemenangan.
"Pertandingan ini akan sangat seru. Saya selalu yakin Stapac bisa menang, optimis," tukasnya.
Sebagaimana diketahui, hubungan Stapac dan Pelita Jaya memanas usai kedua tim saling berhadapan di seri ketujuh IBL 2018/2019, Minggu (10/2/2019).
Baca Juga: Perjuangan Vaggelis Chatzis, Sang Petinju Bertangan Satu
Pelita yang akhirnya kalah 69-71, menuduh postur pemain Stapac, Kendal Yancy melebihi 188 cm yang merupakan tinggi maskimal bagi pemain asing bertipe small man di IBL 2018/2019.