Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susi Susanti, cukup menyayangkan bentroknya empat ganda campuran Indonesia di babak pertama All England 2019.
Menurut Susi, hasil undian yang kurang menguntungkan memang jadi risiko tersendiri bagi para pemain non-unggulan. Para pasangan atau pemain yang tidak memiliki jatah seeded di dalam suatu turnamen, diakuinya memang berpeluang besar bertemu rekan senegara.
"Ya memang sih kalau peringkat mereka itu berada di luar sedeed yakni delapan besar, kemungkinan saling bertemu itu besar," ujar Susi Susanti saat dihubungi wartawan, Rabu (13/2/2019).
"Undian sejatinya sudah dilakukan dengan proses komputerisasi, jadi kita tidak bisa apa-apa," imbuhnya.
Baca Juga: Empat Ganda Campuran Indonesia Saling Jegal di All England 2019
Sebagaimana diketahui, empat ganda campuran yang harus melangsungkan "perang saudara" di babak pertama All England 2019 adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menghadapi Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja, serta Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow melawan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.
Meski menyayangkan hasil undian di atas, Susy tetap berpikir positif. Menurutnya, bertemunya ganda campuran Indonesia di babak pertama setidaknya memastikan dua wakil Merah-Putih melaju ke babak kedua.
"Di satu sisi itu merugikan, di sisi lain juga ada positifnya. Kalau bertemu teman sendiri sudah ada kepastian, ada salah satu wakil yang lolos. Sebetulnya kita berharap bisa mencar (undiannya), agar bisa lolos sebanyak-banyaknya," tukasnya.
All England Open 2019 sendiri akan berlangsung pada 6-10 Maret 2019. Turnamen BWF World Tour level Super 1.000 itu akan dihelat di Arena Birmingham, Inggris.
Baca Juga: Indonesia Kirim 19 Wakil ke All England Open 2019