Suara.com - Kadek Pratita Citta Dewi menjadi satu dari beberapa pebasket putri yang sangat memperhatikan aspek pendidikan selain kariernya sebagai olahragawan profesional.
Sebagaimana diketahui, selain berkarier sebagai pilar penting klub Merpati Bali, pebasket putri yang turut membela Indonesia di Asian Games 2018 itu juga tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di Universitas Esa Unggul, Jakarta.
Menjalani dua peran sekaligus, diakui Kadek Pratita Citta Dewi menjadi tantangan tersendiri baginya. Statusnya sebagai mahasiswa tingkat akhir, membuat perempuan kelahiran Denpasar, 13 Agustus 1995 itu harus pintar-pintar membagi waktu antara kuliah dan bola basket.
Kini, Cita (sapaan akrab Kadek Pratita Citta Dewi) tengah menunggu proses sidang akhir yang akan berlangsung pada akhir Februari 2019.
Baca Juga: Siap-siap: Corsa Bakal Luncurkan Ban Bertualang Khusus N-Max !
Sialnya, pebasket berposisi small forward itu tak punya banyak waktu untuk belajar, karena tengah membela Merpati Bali di seri II Srikandi CUp 2018/2019 yang berlangsung dari 11 - 16 Februari 2019.
"Jadi saya sudah daftar sidang, sidang kompre. Bimbingan serta revisi juga sudah selesai," ujar Kadek Pratita Citta Dewi.
"Seminggu ini saya fokus bertanding terlebih dahulu. Setelahnya, saya sidang akhir. Sidangnya akhir bulan ini juga, setelah kejuaraan Srikandi Cup," imbuhnya.
Cita tak menampik dirinya cukup tegang menghadapi sidang akhir. Sebab, saat sudah memakai seragam basket, atlet yang mengambil jurusan manajemen ekonomi itu mengaku sulit menyimak materi perkuliahan.
"Saya agak deg-degan. Soalnya kalau tanding pasti susah belajar, waktunya sedikit. Apalagi di mess itu ramai, sedangkan saya kalau belajar harus sendiri," papar pebasket yang juga menjabat kapten di klub basket putri Esa Unggul.
Baca Juga: Pemerintah Buat Sistem Peringatan Dini Banjir untuk Wilayah Jakarta
"Memang masih ada waktu, namun tahulah kapasitas otak sendiri itu bagaimana. Harus belajar banyak he ... he ... he," tukasnya.