Suara.com - Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Fitriani melaju ke babak kedua Indonesia Masters 2019. Fitriani lolos usai menang atas wakil Denmark, Line Hojmark Kjaersfeldt, 21-16 dan 21-14 di Istora Senayan, Rabu (23/1/2019).
Fitriani sempat mendapat perlawanan sengit dari Line di game pertama. Namun saat kedudukan 11-11, pebulutangkis 20 tahun itu tampil tenang hingga menang 21-16.
Di game kedua, Fitriani sejatinya bisa menang cukup mudah. Namun, saat memasuki game poin 20-10, konsentrasi pebulitangkis jebolan klub PB Exist itu menurun.
Tercatat, dalam kedudukan 20-10 Fitriani kehilangan empat poin beruntun. Beruntung, dirinya mampu bangkit hingga memastikan kemenangan 21-14.
Baca Juga: Kala Ratchanok Intanon Salting Usai Dihadiahi Bakso oleh Fajar Alfian
"Pertandingan tadi tidak mudah, saya pernah kalah di pertemuan sebelumnya. Tadi saya berusaha main lebih lepas, lebih yakin, enjoy dan fokus," ujar Fitriani usai pertandingan.
"Saya menerapkan permainan reli kontrol, lawan kan posturnya tinggi, kalau tidak lewati posisi berdirinya, bisa diserang. Saya juga lebih siap defense-nya," imbuhnya.
Selain faktor teknis, Fitriani mengakui jika dukungan besar penonton di Istora Senayan membuatnya bisa tampil lebih lepas.
Hal itu disebutnya jadi suntikan semangat saat dalam keadaan tertekan.
"Alhamdulillah support di sini luar bisa, sangat ramai, sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri. Jadi berpikir positif saja sih," tukasnya.
Baca Juga: Miris! Pemain Denmark Ini Datang ke Indonesia Masters Tak 'Didukung' Negara
Selain Fitriani, sektor tunggal putri Indonesia juga meloloskan Ruselli Hartawan ke babak kedua Indonesia Masters 2019.
Ruselli lolos usai menang atas wakil China Taipei, Pai Yu Po, 21-12 dan 21-11.
Indonesia masih berpeluang menambah wakil tunggal putri di babak kedua Indonesia Masters 2019.
Gregoria Mariska Tunjung akan bertanding sore ini melawan Aya Ohori (Jepang), sedangkan Dinar Dyah Ayustine dan Yulia Yosephine Susanto masing-masing akan berhadapan dengan Saina Nehwal (India) dan Chen Yufei (China).