Suara.com - Pebulutangkis spesialis ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira tengah menjalani situasi sulit. Dia diskors PBSI usai dianggap melanggar larangan berpartisipasi di liga bulutangkis profesional.
Sebagaimana diketahui, PBSI mendapati nama Wahyu Nayaka muncul disalah satu liga bulutangkis profesional Malaysia.
Akibatnya, pebulutangkis 24 tahun itu terkena skors dan kehilangan haknya menggunakan seluruh fasilitas PBSI selama minimal enam bulan.
Meski masih diizinkan berlatih bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo dan kawan-kawan, pencabutan Surat Keputusan (SK) PBSI membuat Wahyu harus menanggung segala fasilitas dan biaya mengikuti turnamen sendiri.
Baca Juga: Marc Marquez Ramaikan 10 Years Challenge, Netizen Soroti Hal Ini
Lantas bagaimana peluang Wahyu untuk bisa bersaing memperebutkan satu tiket menuju Olimpiade 2020 Tokyo?
Pasalnya, partner Ade Yusuf Santoso itu harus mengeluarkan uang sendiri untuk tampil dalam turnamen pengumpul poin kualifikasi Olimpiade 2020.
Pelatih Ganda Putra Pelatnas PBSI, Herry Iman Pierngadi menyayangkan terkait skorsing yang diterima Wahyu.
Untuk tetap bisa berada dalam persaingan menuju Olimpiade, Wahyu disebutnya mau tak mau untuk sementara waktu merogoh koceknya sendiri dalam mengikuti berbagai turnamen.
"Setelah ada kasus ini mau tidak mau Wahyu tetap harus mengeluarkan biaya sendiri. Akan tetapi, memang Wahyu ada kontrak, jika tidak salah dengan Li-Ning. Mungkin Wahyu bisa menggunakan uang kontrak itu untuk pembiayaan sementara," ujar Herry saat dihubungi wartawan, Rabu (16/1/2019).
Baca Juga: Usai Juara, Tunggal Putri Diminta Main Nekat di Malaysia Masters
Terkait berapa jumlah turnamen yang akan diikuti Wahyu selama masa skorsing, Herry menjelaskan akan terlebih dahulu membicarakannya denegan Wahyu.