Sesmenpora: Aturan 60 Persen Atlet Pelapis di SEA Games Bersifat Relatif

Rabu, 16 Januari 2019 | 15:05 WIB
Sesmenpora: Aturan 60 Persen Atlet Pelapis di SEA Games Bersifat Relatif
Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto usai menghadiri pembukaan ajang balap sepeda Asian Track Championship 2019 di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (8/1/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto menyebut aturan 60 persen atlet pelapis di SEA Games 2019 bersifat relatif.

Menurut Gatot, setiap induk cabang olahraga yang bakal mengikuti mutlievent terbesar Asia Tenggara itu, bakal punya komposisi atlet pelapis yang berbeda-beda.

Hal itu nantinya, kata Gatot, dilihat sesuai dengan tinggi rendahnya kesempatan sautu cabor untuk meraih medali emas.

"Nanti akan kami identifikasi. Pertama adalah cabor yang berpotensi meraih medali emas, itu akan kita tahan (atlet senior/elitenya). Artinya tidak ada pilihan antara elite atau junior," ujar Gatot beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pacquiao Buka Rahasia Tetap Energik Bertinju di Usia Kepala Empat

"Kedua, untuk cabor yang potensi mendapat medali emasnya kurang, kita akan kirimkan atlet-atlet junior," imbuhnya.

Gatot menambahkan, pembagian 60 persen atlet pelapis dan elite sesuai potensi cabor, dilakukan demi efektivitas.

Disamping atlet junior akan mendapat jam terbang lebih tinggi, target perolehan medali emas pun tidak diabaikan begitu saja.

"Poin yang ingin kami sampaikan adalah dengan adanya komposisi seperti itu, memungkinkan para atlet junior mendapat jam terbang lebih tinggi. Karena kalau bukan di ajang multievent seperti SEA Games, kapan lagi atlet-atlet junior bisa berkembang?" ungkap Gatot.

Sebagaimana diketahui, peraturan 60 persen atlet pelapis yang diwacanakan Kemenpora menimbulkan banyak perdebatan.

Baca Juga: Usai Juara, Tunggal Putri Diminta Main Nekat di Malaysia Masters

Beberapa pihak menyambut positif, disamping pihak lain menganggapnya sebagai blunder.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI