Suara.com - Menjadi pembalap MotoGP memang diituntut harus memiliki kekuatan fisik yang selalu prima. Namun, banyaknya sorotan dan tekanan dari berbagai pihak membuat sisi psikologis pembalap rentan untuk melemah. Mungkin itulah yang kini dialami Maverick Vinales.
Rekan setim Valentino Rossi itu memang terpaksa menelan lebih banyak kekalahan dibandingkan kemenangan. Performanya di sirkuit pun naik turun tak stabil.
Di tahun 2017, pembalap berusi 23 tahun itu memiliki catatan yang cukup manis dalam seri awal balapan MotoGP. Ia sempat menjadi yang tercepat dan memenangkan tiga balapan. Apes, semakin lama motor Yamaha mulai sering mengalami masalah dan membuatnya harus terus beradaptasi sampai di musim MotoGP 2018 lalu.
''Saya mencoba mengikuti jalan di awal musim 2018, tapi motor belum siap menerima itu, jadi sata mulai banyak mengubah gaya mengemudi, naik lebih lambat, dan saya punya masalah ban depan,'' ungkap Maverick Vinales seperti dalam wawancara motorsportmagazine.com.
Baca Juga: Miris, Burung Rangkong Badak Dibantai Lalu Diunggah di Facebook
Yang makin membuat sedih, usaha pembalap yang identik dengan nomor 25 itu tidak membuahkan hasil. Ia terus saja mengalami kekalahan dan itu membuatnya cukup frustrasi.
Ia sadar, skill dan teknik saja tidak cukup. Untuk itu, ia mencoba mencari seorang psikiater untuk membangkitkan sisi psikologisnya demi menghadapi gelaran MotoGP 2019.
''Saya adalah tipe orang yang ingin meningkat setiap tahun, jika saya menemukan psikiater olah raga yang baik, saya akan banyak berkembang,'' pungkas Maverick Vinales.