Suara.com - Bagi para pencinta kejuaraan dunia balap MotoGP, tentunya sudah tak asing mendengar nama Doni Tata Pradita.
Ya, dia lah orang Indonesia pertama yang terjun ke dunia balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.
Lama tak kedengaran kabarnya, lantas ke manakah Doni Tata saat ini?
Usut punya usut rupanya kini dia lebih banyak menghabiskan waktu di kota kelahirannya Yogyakarta, disamping bolak-balik ke luar kota setiap ada event balap.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri Tantang Juara e-Sports Asia Main FIFA 19
Kesehariannya dihabiskan dengan kegiatan berolahraga dan mengurus dua bengkel motor miliknya. Selain itu, dia juga disibukkan dengan melatih anak didiknya sekolah balap miliknya yang diberi nama Doni Tata Racing School (DTRS).
Beberapa waktu lalu, Mobimoto.com—jaringan Suara.com—jaringan berkesempatan menemui langsung rider 28 tahun itu di Yogyakarta.
Tanpa sungkan, Doni Tata pun membagikan kisah perjalanan kariernya, tampil di ajang MotoGP hingga kriteria cewek idamannya.
Bakat dari Orang Tua
Bak pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bakat yang dimiliki Doni Tata ternyata warisan dari kedua orang tuanya, Kiswadi dan Haryani. Dua sosok tersebut dikenal sebagai pebalap nasional di eranya.
Baca Juga: Deretan Pembalap MotoGP Dengan Gaji Tertinggi di 2018, Siapa di Puncak?
Melihat profesi yang dijalani kedua orang tuanya, Doni Tata akhirnya mengikuti jejak mereka pada usia 9 tahun dengan mengikuti berbagai kejuaraan daerah.
Selang setahun, ia memulai debut di kancah nasional dengan mengikuti Yamaha Asean Cup kelas underbone 110 cc.
Balapan itu menjadi yang paling berkesan bagi Doni Tata lantaran bisa merebut gelar juara selama dua tahun berturut-turut (2003-2004).
Memiliki potensi di atas rata-rata, sebuah wildcard diberikan tim Yamaha kepada Doni Tata. Di tahun 2007 dan 2008, ia terjun ke MotoGP kelas 125cc dan 250cc.
Setelah itu, ia juga berlaga di Moto2, Suzuka 4 Jam dan akhir-akhir ini fokus menjadi pebalap Supermoto dan kejuaraan internasional Trial Game Asphalt 2018.
Yang cukup membanggakan, di tahun 2018 ini Doni Tata berhasil menyabet gelar kampiun nasional Supermoto kelas 450cc dan runner-up untuk kelas 250cc.
Selain itu, ia baru saja sukses mempertahankan gelar juara umum Trial Game Asphalt 2018 FFA kelas 250cc mengulang keberhasilan di tahun sebelumnya.
Sementara untuk prestasi lainnya, Doni Tata pernah finis di posisi ke-15 ajang Moto2 dan menempati peringkat ke-28 kelas 250cc dan Moto2 di tahun 2007 dan 2013.
Berbagai trofi dan piala terlihat dipajang di bengkel motornya. Bahkan, saking banyaknya Doni Tata tak jarang memberikan pialanya ke sponsor.
"Karena sudah terlalu banyak, piala kejuaraan daerah biasanya enggak saya bawa pulang dan saya berikan ke sponsor," tuturnya.
Idolai Valentino Rossi
Prestasi yang didapat Doni Tata di berbagai ajang bukan tanpa kerja keras. Disamping itu hal itu juga berkat inspirasi dari kedua idolanya, Hendriansyah dan Valentino Rossi.
"Waktu kecil dulu, saya mengidolakan Hendriansyah, tapi kalau sekarang tetap Valentino Rossi karena meski sudah berumur 39 tahun, dia memiliki skill yang bagus dan bisa naik podium," ujar Doni Tata.
Berbeda halnya saat ditanya mengenai rival terberat. Sebuah jawaban yang cukup mencengangkan keluar dari mulut anak sulung dari dua bersaudara itu.
"Saya tidak pernah menganggap lawan adalah musuh besar. Musuh terberat saya adalah diri sendiri. Saya harus bisa mengalahkan diri sendiri untuk menjadi yang terbaik," tegasnya.
Mantan pebalap Yamaha itu kemudian membagikan beberapa tips sukses kepada para pebalap junior agar bisa berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
Menurutnya, skill balap saja tidak cukup, harus ada unsur keberuntungan dan keterampilan berkomunikasi.
"Pebalap muda harus semangat, disiplin tinggi untuk meraih impian, smart, kerja keras, memiliki keberuntungan dan skill berbahasa Inggris yang baik agar dekat dengan tim, sponsor dan bisa eksis di Asia dan MotoGP," tutur Doni Tata.
Balapan MotoGP di Indonesia
Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di dunia balap, Doni Tata juga memberikan komentarnya tentang dunia balap di Indonesia.
Berdasarkan pengakuannya, Indonesia sebenarnya memiliki banyak potensi untuk terjun ke MotoGP kelas 250cc sampai 600cc.
Tapi sayangnya kurang mendapat dukungan dari pemerintah khususnya tentang fasilitas, jadi banyak bakat yang tidak bisa tersalurkan dengan baik.
"Kenapa Indonesia tidak bisa menyaingi Malaysia dan Thailand yang sudah memiliki sirkuit yang bagus, semua karena minimnya dukungan dari pemerintah," tegasnya.
Ia pun juga menyayangkan status Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat yang kabarnya mulai tahun depan tidak layak untuk dijadikan tuan rumah balap Asia.
"Saya dengar, Sentul tahun depan sudah tidak layak untuk balapan, alangkah lebih baik jika pemerintah memikirkan ini," ungkap Doni Tata.
Sementara itu, saat ditanya tentang pendapatnya terkait rumor dibangunnya Sirkuit MotoGP 2021 di Mandalika, Lombok, NTB, Doni Tata memberikan jawaban yang cukup diplomatis.
"Itu masih lama, belum tentu pasti. Tapi, kalau memang sudah ada wujudnya pasti banggalah," jawab Doni Tata sambil tersenyum.
Kriteria Cewek Idaman
Dikenal sebagai pebalap motor, Doni Tata nyatanya memiliki hobi lain, yakni bersepeda. Tak banyak yang tahu, jika dirinya pernah mengikuti kejuaraan balap sepeda di tahun 2010/2011.
Tapi sayangnya, hobi itu tidak diteruskan karena lebih berat dan membutuhkan stamina fisik yang kuat.
Di sisi lain, dia punya bakat lain yaitu berakting. Terbukti saat tahun 2015, ia pernah membintangi sinetron Anak Jalanan yang ditayangkan sebuah televisi swasta.
Meski tak berpartisipasi lama, sosok Doni Tata berhasil mencuri perhatian penggemar.
Lantas bagaimana dengan urusan asmara? Siapa sangka pria yang murah senyum ini ternyata masih single.
Terkait cewek idaman, Doni Tata rupanya tak memiliki kriteria yang neko-neko.
"Yang penting seiman, mendukung karier, pengertian, putih dan tinggi," ungkap Doni Tata malu-malu.
Yang tak kalah menarik, mantan pebalap Yamaha itu mulai mempersiapkan masa depannya jika sudah pensiun nanti.
Selain bengkel dan sekolah balap, ia memiliki cita-cita menjajal bisnis kuliner.
"Sekarang sih rajin menabung dan berinvestasi. Selain itu, masih cari peluang untuk membuka bisnis resto, enggak tahu tapi buka di Yogyakarta atau Jakarta," pungkas Doni Tata.