Suara.com - Scott Redding memang tak akan lagi menggeber motor balap di dunia MotoGP, namun pembalap nyentrik asal Inggris tersebut ternyata membuka satu rahasia di event balapan paling bergengsi tersebut.
Pembalap yang identik dengan nomor 41 ini mengatakan kalau ada praktik jual-beli kursi untuk para pembalap. Memulai karier sejak 2008, Redding bilang kalau hal tersebut jadi salah satu alasan dirinya tinggalkan ajang balap MotoGP.
''Semuanya tentang bisnis, tentang uang. Itu masalah yang terjadi sekarang. Untuk orang yang masuk ke dunia balap sekarang, berapa banyak orang yang membayar untuk bisa membalap? Ini adalah ajang kejuaraan balap dunia. Terlepas dari kelas Moto3, Moto2 atau bahkan MotoGP,'' ujarnya seperti dilansir dari Motorsport.
''Meskipun masing-masing tim punya dana yang melimpah, tapi mereka tetap meminta pembalap untuk membayar agar bisa balapan. Karena mereka mampu, mereka mau membayar. Tapi kamu tidak akan menjadi yang terbaik,'' lanjut Scott Redding.
Baca Juga: Bantah Perkosa Staf, Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan: Fitnah yang Keji
''Inilah kenapa aku tidak ingin kembali lagi ke Moto2. Aku takan pernah mau membalap dengan gratis, karena membalap adalah pekerjaanku dan sudah seharusnya aku dibayar. Ini lucu, ini juga gila. Tapi tetap ada saja orang yang terlibat,'' kata pembalap kelahiran Gloucester, 4 Januari 1993.
Scott Redding, sepenuhnya berharap ada kejelasan di balik sisi gelap MotoGP ini. Ia berharap ada regulasi dan peraturan yang adil bagi kedua belah pihak, baik tim maupun pembalap yang berkecimpung.
''Ada beberapa pembalap yang mendapatkan bayaran yang pantas, karena memang mereka pantas. Semua pembalap harus mendapatkan bayaran, kamu tahu itu? Harus ada batasan tentang seberapa banyak bayaran yang mereka terima, ada batasan yang mengatur juga, kalau mereka tidak perlu membayar. Intinya harus ada sebuah peraturan yang jelas.'' Tutup Redding.
Mobimoto.com/Praba Mustika
Sumber : Mobimoto.com
Baca Juga: Beroperasi Pasca Tsunami, Wakil Wali Kota Serang Segel Tempat Hiburan Malam