Suara.com - Pelatih tim nasional (Timnas) basket Indonesia, Fictor Gideon Roring menanggapi terkait wacana menurunkan 60 persen pemain muda di seluruh cabang olahraga Indonesia dalam ajang SEA Games 2019. Menurutnya, rencana ini kurang tepat.
Dikatakan Gideon Roring, Indonesia khususnya timnas basket harus belajar dari pengalaman sebelumnya kala tampil buruk di SEA Games 2013.
Kala itu, Tim Garuda menunjuk mayoritas pemain muda dalam skuatnya seperti Andakara Prastawa, Respati Ragil Pamungkas, Kaleb Ramot Gemilang, hingga Adhi Pratama Putra.
Hasilnya, Indonesia babak belur di Naypyidaw, Myanmar. Timnas Basket hanya dua kali menang enam kali pertandingan. Indonesia yang dua tahun sebelumnya mampu meraih medali perunggu terpaksa pulang tanpa medali.
Tim yang dilatih Tjetep Firmansyah saat itu bercokol diperingkat ke-empat dibawah Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina yang keluar sebagai juara.
"Di SEA Games 2019 kita nggak boleh hanya kirim pemain muda, harus pemain terbaik yang kita punya. Jangan menunggu kesalahan seperti tahun 2013. Waktu itu kita bermain di SEA Games dengan mayotitas pemain muda," kata Fictor Gideon Roring.
Kualitas timnas basket Indonesia yang sebagain besar dihuni pemain senior saat ini, sambung Fictor, tergolong cukup bagus.
Namun, kata dia, jika bertekad ingin mengulangi prestasi di SEA Games 2015 dan 2017 Indonesia harus menyiapkan tim dengan serius.
Selain mengombinasikan pemain muda dengan senior, opsi naturalisasi punggawa asing juga patut dipertimbangkan.
"Materi pemain yang kita kirim di SEA Games harus yang terbaik. Plus kalau bisa kita mendapatkan pemain naturalisasi," tukasnya.
Selain SEA Games 2019, timnas basket Indonesia juga tengah sibuk menyiapkan diri untuk ajang kualifikasi FIBA Asia 2021 November tahun depan.
Ajang tersebut tak hanya soal gengsi dan prestasi, namun lebih kepada kepastian nasib Indonesia untuk bisa tampil di FIBA 2023 yang akan digelar di Indonesia, Filipina, dan Jepang.
Sebagaimana diketahui, FIBA selaku federasi bola basket internasional, memberikan tantangan kepada Indonesia untuk lolos ke FIBA Asia 2021 sebelum memastikan diri bermain di Piala Dunia atau FIBA Asia 2023.