Suara.com - Pelatih tunggal putri pelatnas PBSI, Minarti Timur, memberi pujian bagi Gregoria Mariska Tunjung yang mampu menembus peringkat 15 dunia di akhir 2018. Namun, hal itu tak membuat pebulutangkis 19 tahun tersebut luput dari evaluasi.
Minarti menilai, performa Gregoria saat mengikuti berbagai turnamen di tahun ini cukup baik. Secara teknik permainan pun peraih gelar Kejuaraan Dunia Junior 2017 itu cukup memuaskan.
"Terkait cara main dan teknik, dia cukup bagus, jadi hal itu lebih dimatangkan saja," kata Minarti Timur.
Namun, dari sisi kesiapan fisik, Gregoria masih dinilai sangat kurang. Footwork atau langkah kakinya belum bisa secepat para tunggal putri elit dunia.
Baca Juga: Siapa Pengganti Hanna Ramadini di Pelatnas PBSI? Ini Kriterianya
Melihat hal itu, Minarti menyebut akan menambah porsi latihan fisik bagi bagi para tunggal putri penghuni pelatnas PBSI, khususnya Gregoria Mariska Tunjung.
Hal itu disebut Cik Mey --sapaan akrab Minarti-- penting dilakukan. Sebab, fisik yang bagus dinilainya akan meningkatkan kualitas teknik dan permainan yang telah dimiliki.
"Gregoria memang dari awal itu fisik dan kecepatan kaki, serta kekuatan otot yang harus dibenahi. Kelihatan banget dia kurang disitu," ujar Minarti Timur.
Sepanjang 2018, dilansir laman resmi BWF, Gregoria Mariska telah memainkan 17 turnamen. Dari rentetan turnamen itu dirinya berhasil meraih gelar juara di level international challange yakni Finnish Open 2018.
Namun, puncak keletihan Gregoria terjadi saat bermain di French Open 2018. Dirinya terpaksa menyerah di babak perempat final saat tengah menghadapi tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi.
Saat itu, Gregoria mengalami cedera pinggang yang memaksanya keluar dari pertandingan saat skor menunjukan 15-21, 6-11 untuk keunggulan Akane.