Suara.com - Seorang pegawai Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Sri Hartini (54), sempat dikabarkan meninggal dalam bencana gelombang tsunami di Selat Sunda yang menerjang kawasan pantai Banten pada, Sabtu (22/12/2018) malam WIB.
Namun, perempuan yang berprofesi sebagai petugas measure itu secara ajaib selamat dari bencana dahsyat yang telah menelan ratusan korban jiwa tersebut.
Menurut kesaksian Hartini, usai lolos dari maut, dirinya sempat berpisah dengan rombongan petugas Kemenpora.
Hartini memperkirakan hal itulah yang membuat banyak pihak tak mengetahui keberadaannya hingga berasumsi dirinya telah meninggal.
Baca Juga: 5 Pebulutangkis dengan Pendapatan Terbesar 2018, Kevin / Marcus Nomor 2
"Saat orang-orang menuju ke bukit (dataran tinggi) karena takut ada tsunami susulan, saya sudah tak kuat berjalan," ujar Sri Hartini saat ditemui di Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON), Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (27/12/2018) malam WIB.
"Karena dada saya terasa sesak, saat itu saya memilih bersender di pohon yang sudah roboh. Disitulah mungkin saya berpisah (dengan rombongan Kemenpora), karena saya ditolong warga (untuk) pergi ke klinik," paparnya.
![Kendaraan yang rusak berat akibat hempasan gelombang tinggi teronggok di Resort Tanjung Lesung, Banten, MInggu (23/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/12/25/38365-resort-tanjung-lesung-usai-di-hajar-tsunami.jpg)
Sebelum gelombang tsunami menerjang pantai Tanjung Lesung, Sri Hartini menyebut tengah berkumpul untuk menghadiri acara ramah tamah Kemenpora di restoran yang berada di pinggir pantai.
Usai seluruh pegawai saling bertukar kado, listrik di kawasan tersebut disebutnya tiba-tiba padam.
Saat itu, Hartini tak sedikit pun berprasangka buruk atas keganjilan tersebut.
Baca Juga: Daftar Pebalap Tertinggi dan Terpendek di MotoGP 2019
Perempuan yang berdomisili di Depok, Jawa Barat, itu mengaku masih bisa bersantai sambil menduga-duga bahwa aliran listrik akan kembali menyala.
Namun nahas, bukan nyala lampu yang mereka dapati, tapi justru gelombang tsunami yang datang menerjang, meluluhlantahkan mereka semua.
"Saat itu kan sedang terang bulan ya, jelas banget kelihatan bagaimana ombak sangat tinggi menghampiri kami. Saat itu saya langsung tergulung seperti naik ayunan," ujar Sri Hartini.
![Suasana Resort Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/12/25/86900-resort-tanjung-lesung-usai-di-hajar-tsunami.jpg)
Usai bergelut dengan ganasnya ombak, yang pada akhirnya membuat luka sayatan disekujur tubuhnya, Hartini mengaku sempat lega kala gelombang air mulai menjinak.
Namun, perasaan tenangnya hanya sesaat karena gelombang air yang sudah tenang, justru membawa ancaman lain. Tubuh Hartini yang masih lemas terseret hingga mendekati laut.
Beruntung, sebuah pohon kelapa yang masih berdiri kokoh berhasil menyelamatkannya. Dalam keadaan kalut, tangannya berusaha keras memeluk erat agar tak terseret air.
"Agak lama saya menunggu hingga air akhirnya surut. Saat itu baru terdengar suara teman-teman saya yang saling memanggil. Kami berkumpul dan meminta bantuan orang-orang (warga sekitar)," ujar Hartini.
Akibat tsunami itu, Sri Hartati mengalami luka lecet dan memar di beberapa bagian tubuhnya.
Paru-parunya juga disebut mengalami sedikit gangguan karena kemasukan air dan pasir.
![Suasana Resort Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/12/25/85460-resort-tanjung-lesung-usai-di-hajar-tsunami.jpg)
Seperti diketahui, rombongan Kemenpora berada di Tanjung Lesung untuk mengadakan kegiatan Pelatihan SDM dari Unit Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan Nasional (PP ITKON), yang berlangsung pada 21-23 Desember 2018.
Akibat bencana tsunami itu, dari 50 orang rombongan, lima pegawai Kemenpora meninggal dunia dan 17 lainnya luka-luka.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun pihak Kemenpora, empat korban meninggal akibat tsunami Selat Sunda diantaranya satu orang merupakan anak pegawai.