Suara.com - Pelatih tim nasional (Timnas) basket Indonesia, Fictor Gideon Roring menyadari tren permainan basket sudah banyak berubah. Dirinya pun meminta para pemain berposisi center atau big man lokal bisa beradaptasi dan memperbaiki akurasi tembakan.
Menurut pelatih yang akrab disapa Ito itu, tren basket modern tidak lagi hanya mengandalkan pemain big man sebagai pencetak angka bagi tim. Namun, pemain yang handal melakukan tembakan dua atau tiga angka menjadi primadona saat ini.
"Memang di Indonesia, pemain yang jago memasukan bola (dari lemparan) adalah yang bertubuh kecil. Di negara lain itu yang berbadan besar sudah bisa," ujar Fictor Gideon Roring.
Fenomena Shaquille O'Neal dan Stephen Curry di Liga Bola Basket Amerika Serikat (NBA) saat ini bisa menjadi contoh bagaimana pola mencetak angka telah bergeser.
Baca Juga: SEA Games 2019: e-Sports Kita Berpeluang di Mobile Legends dan Tekken
Shaquille O'Neal yang berposisi sebagai center atau big man menjadi bintang NBA pada periode 1990 hingga 2000-an. Ketangguhannya di bawah ring dan mencetak angka di paint area menjadi faktor utama.
Namun, semakin kesini tren mencetak angka dalam permainan basket, khususnya NBA mulai bergeser. Stephen Curry yang merupakan seorang point guard kini menjadi bintang utama.
Curry yang saat ini membela klub Golden State Warriors, terkenal sangat handal dalam mencetak poin melalui tembakan tiga angka. Karena kemampuannya itu, dirinya diganjar dua kali penghargaan Most Valuable Player (MVP) NBA pada 2015 dan 2016.
Fictor yang juga menjabat sebagai kepala Pelatih klub Pelita Jaya Basketball, menyebut sudah memberikan latihan khusus bagi para pemain berposisi center. Center Pelita Jaya, Adhi Pratama dinilainya sudah menerapkan pola latihan menembak.
"Iya, pemain big man sudah diberikan latihan menembak. Karena ya itu tadi, sudah trennya seperti itu," ujar Ito.
Baca Juga: Yao Ming Siap Bantu Perkembangan Timnas Basket Indonesia