2 Faktor Melempemnya Greysia / Apriyani di BWF World Tour Finals

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Senin, 17 Desember 2018 | 06:46 WIB
2 Faktor Melempemnya Greysia / Apriyani di BWF World Tour Finals
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, terhenti kiprahnya di perempat final Indonesia Open 2018 usai dikalahkan pasangan Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, dengan skor 14-21 dan 20-22 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (6/7). [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu gagal mencapai hasil maksimal di turnamen BWF World Tour Finals 2018. Pasangan ranking empat dunia itu gagal lolos ke semifinal.

Mereka menjadi juru kunci klasemen penyisihan Grup A. Hasil itu menyusul tiga kekalahan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang), Chen Qingchen/Jia Yifan (Cina) dan Du Yue/Li Yinhui (Cina).

Hasil ini di luar ekspektasi Greysia/Apriyani. Tak terkecuali pula bagi Pelatih Ganda Putri Pelatnas PBSI, Eng Hian.

Faktor mental disebut Eng Hian sebagai salah satu penyebab melempemnya penampilan Greysia/Apriyani di BWF World Tour Finals 2018. Khususnya bagi Apriyani.

Baca Juga: Kevin / Marcus Beberkan Alasan Mundur dari BWF World Tour Finals 2018

Menurut pelatih yang akrab disapa Koh Didi, Apriyani tampil tertekan karena sebelumnya tak pernah menjalani turnamen dengan sistem round robin yang isinya para pemain top dunia.

"Buat Apri, ada tekanan, kalau kalah bagaimana ini? Hal ini sangat memengaruhi performa Apri dan ke partnernya juga. Kemampuan Apri tidak bisa keluar semua. Inilah hal utama yang saya evaluasi," tutur Eng Hian, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Minggu (16/12/2018).

Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian (kanan), memberikan arahan kepada anak didiknya di pelatnas. [Humas PBSI]
Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian (kanan), memberikan arahan kepada anak didiknya di pelatnas. [Humas PBSI]

Faktor lain yang membuat Greysia/Apriyani gagal meraih hasil maksimal di BWF World Tour Finals 2018, terkait tak berjalannya pola baru.

Eng Hian membeberkan, selepas tersingkir di semifinal Hong Kong Open 2018, pihaknya mengadakan evaluasi. Hasilnya dirinya mengubah pola permainan Greysia/Apriyani.

"Ternyata ini berpengaruh pada penampilan mereka di turnamen ini (BWF World Tour Finals 2018—red). Mereka masih belum nyaman dengan perubahan ini," tutur Eng Hian.

Baca Juga: Jadi Suksesor Owi / Butet, Hafiz / Gloria Enggan Terbebani

"Di latihan sudah (diuji coba dan) berlangsung sangat bagus. Pelatih-pelatih lain, pelatih ganda campuran dan lainnya pun melihat, lebih enak, lebih bagus."

"Tapi kalau di turnamen, ada pressure, beban mental dan lain sebagainya. Efeknya sampai tidak tahu apa yang harus diperbuat di lapangan. Tapi saya tahu mereka tidak mau kalah, mereka masih struggle untuk menghadapi," ungkap Eng Hian.

Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, kalah dua game langsung dari Du Yue/Li Yinhui (Cina) dalam laga terakhir Grup B BWF World Tour Finals 2018, Jumat (14/12/2018). [Humas PBSI]
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, kalah dua game langsung dari Du Yue/Li Yinhui (Cina) dalam laga terakhir Grup B BWF World Tour Finals 2018, Jumat (14/12/2018). [Humas PBSI]

Eng Hian pun memastikan pola baru ini akan tetap diterapkan kepada Greysia/Apriyani.

"Bukan berarti dengan pola ini mereka 100 persen akan mulus. Tapi kalau tidak berani aplikasikan, bagaimana saya mau evaluasi? Dengan pola lama kan tidak berhasil, maka kita harus cari metode-metode baru," tuturnya.

"Tergantung seberapa berani mereka terus mencoba, mempraktekkan, karena dengan pola lama, hasilnya seperti itu."

"PR Greysia/Apriyani ya itu, harus berani mencoba. Kalau membuat evaluasi, itu tugas saya. Greysia/Apriyani juga harus bisa mengakali berbagai kondisi shuttlecock yang dipakai di pertandingan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI