Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti, kembali menyoroti aturan baru Fereasi Bulutangkis Dunia (BWF) terkait jumlah minimal turnamen bagi atlet. Hal itu menyusul cederanya Marcus Fernaldi Gideon di BWF World Tour Finals 2018.
Seperti diketahui, Marcus bersama partnernya, Kevin Sanjaya Sukamuljo terpaksa mundur di laga terakhir babak penyisihan Grup A BWF World Tour Finals 2018. Marcus menderita cedera leher hingga tak mampu melakoni laga terakhir grup.
Keputusan mundur membuat Kevin/Marcus tersingkir lebih cepat dari BWF World Tour Finals 2018. Mereka gagal mempertahankan gelar yang tahun lalu berhasil direngkuh.
Susy menyebut cederanya Marcus ada hubungannya dengan sistem baru BWF yang menetapkan minimal 12 turnamen bagi pebulutagkis elit (ranking 15 dunia untuk tunggal dan 10 dunia untuk ganda).
Baca Juga: Ini Kronologi Cederanya Marcus Gideon di BWF World Tour Finals 2018
Peraih medali emas Olimpiade 1992 itu menyebut secara tak langsung, akumulasi banyaknya turnamen mempengaruhi kondis fisik atlet, hingga mereka jadi rentan cedera.
"Aturan 12 minimal turnamen ini memang jadi satu permasalahan. Bukan cuma untuk atlet kita, namun negara-negara lain juga protes. Jumlah turnamen segitu terlalu banyak. BWF tak melihat kondisi atlet sendiri, tapi mereka hanya pikirkan sponsor," ujar Susy Susanti saat dihubungi Suara.com, Sabtu (15/12/2018).
"Kalau menurut saya ya (mundurnya Kevin/Marcus) ini bukan musibah, tapi kondisi Kevin/Marcus memang sedang tidak bagus. Ya memang lebih baik mundur," imbuhnya.
Selain apa yang menimpa Kevin/Marcus, keluhan Susy soal banyaknya turnamen menyebabkan atlet rentan cedera, juga diperkuat dengan cedera yang dialami pebulutangkis Taiwan.
Tunggal putri terbaik dunia saat ini, Tai Tzu Ying, mundur dari laga terakhir babak penyisihan BWF World Tour Finals 2018 akibat cedera.
Baca Juga: BWF World Tour Finals: Sameer Verma Menang, Kans Tommy ke Semifinal Pupus
Tai Tzu Ying yang bermain kontra Akane Yamaguchi (Jepang), tak sanggup menjalani laga penuh. Dirinya menyerah ditengah gim kedua akibat bekapan cedera hamstring.
"Kita bisa lihat Tai Tzu Ying yang merajai tunggal putri dunia juga mundur. Istilahnya dia ada faktor kelelahan, dia datang (ke BWF World Tour Finals 2018) ya untuk main saja. Tapi saat tahu kondisinya kurang bagus, akhirnya dia tak mau paksakan juga kan, dari pada kondisinya lebih parah," tukas Susy.
Seperti diketahui, tersingkirnya Kevin/Marcus dari panggung BWF World Tour Finals 2018 sejalan dengan terupurknya prestasi Indonesia.
Sebab, semua wakil Indonesia gagal lolos ke semifinal turnamen penutup rangkaian BWF World Tour series tersebut.