Suara.com - Pebulutangkis spesialis ganda putri Indonesia, Greysia Polii, menyebut BWF World Tour Finals (WTF) 2018 punya arti penting bagi dirinya dan Apriyani Rahayu.
Pebulutangkis 31 tahun itu menyebut, BWF World Tour Finals 2018 bisa menjadi batu loncatan menuju tahun 2019, sekaligus menjadi obat kegagalan mereka di beberapa turnamen terakhir.
"Kan kita ada beberapa target nih di tahun ini dan salah satunya ini, BWF World Tour Finals (2018)," ujar Greysia Polii saat ditemui di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Seperti diketahui, performa Greysia/Apriyani tahun ini sejatinya cukup bagus. Mereka yang baru dipasangkan pada pertengahan tahun 2017, mampu meraih dua gelar juara di India dan Thailand Open 2018.
Baca Juga: Greysia - Apriyani Tumbang di Semifinal Hong Kong Open
Namun, setelah dua turnamen tersebut penampilan Greysia/Apriyani terbilang cenderung menurun. Tercatat, selepas Thailand Open 2018, pencapaian terbaik ganda putri ranking empat dunia itu adalah semifinal.
Hasil minor itu tak terlepas dari moncernya para pesaing, khususnya wakil-wakil Jepang. Ganda putri Negeri Sakura seakan menjadi tembok tebal yang amat sulit dilewati Greysia/Apriyani.
Selepas Thailand Open 2018, Greysia/Apriyani memang kesulitan menghadapi dominasi wakil Jepang. Tercatat, mereka sudah tujuh kali kalah di babak semifinal.
Melihat fakta tersebut, Greysia Polii ingin menjadikan BWF World Tour Finals 2018 sebagai turnamen untuk kembali membuktikan diri sebelum menyibak lembaran baru di 2019. Walaupun, dirinya tetap menghormati peta persaingan yang ada.
"Keinginan kita adalah agar mencapai target dan bermain maksimal, walaupun biasanya akhir tahun udah capek banget. Tapi itu juga dirasakan semua pemain, bukan cuma kita," ujar Greysia Polii.
Baca Juga: Finalis Hong Kong Open 2017, Greysia : Histori Biar Saja Berlalu
"Yang paling penting bagaimana caranya kita menghilangkan trauma dan menaikan mental untuk lawan (ganda) Jepang. Jangan sampai ini menjadi momok dan batu sandungan buat kita. Semoga (BWF World Tour Finlas 2018) ini bisa jadi batu loncatan buat kita kedepannya," tukasnya.