Pro Kontra Atlet Pelapis, Kemenpora: Jangan Cuma Pikirkan Bonus

Selasa, 20 November 2018 | 17:05 WIB
Pro Kontra Atlet Pelapis, Kemenpora: Jangan Cuma Pikirkan Bonus
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto [Suara.com/Arief Apriadi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto angkat bicara terkait pro dan kontra wacana pemerintah menurunkan mayoritas atlet pelapis ke SEA Games 2019. Menurutnya hal tersebut wajar.

Namun, Gatot menegaskan bahwa rencana pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, untuk lebih banyak melibatkan atlet pelapis tak lain adalah untuk kebaikan dunia olahraga Indonesia sendiri.

Bagi para atlet senior atau utama yang menolak wacana tersebut, Gatot mengimbau agar mereka tidak hanya memikirkan bonus. Tapi untuk kelangsungan prestasi atlet-atlet Indonesia di kemudian hari.

"Jadi wajar ya kalau mereka (atlet utama) menganggap SEA Games itu penting. Tapi kan mereka mungkin kurang berpikir secara holistik dan komprehensif. Mereka juga harus tidak semata-mata hanya ingin mendapat bonus," ujar Gatot saat dihubungi, Selasa (20/11/2018).

Baca Juga: Jadi Juara Dunia, Leo / Indah Penuhi Nazar Jalan Kaki ke Hotel

Menurut Gatot, menerjunkan atlet-alet senior atau utama di SEA Games 2019 tak akan menjamin prestasi Indonesia bisa melesat.

SEA Games 2017 bisa menjadi bahan pelajaran bahwa mengandalkan atlet utama tak selalu menghasilkan prestasi yang diinginkan.

Apalagi, atlet-atlet senior sebenarnya lebih dipersiapkan untuk Olimpiade 2020 Tokyo. Tahun 2019 dinilai menjadi tahun sibuk bagi mereka untuk menjalani berbagai turnamen kualifikasi.

"Harusnya berpikir secara lebih luas. Kalau mereka itu menerjunkan atlet elite, tiba-tiba hasilnya jeblok, siapa yang dapat stigma negatif? Enggak mungkin (induk) cabang olahraga, tapi Kemenpora," ujarnya.

Gatot menyadari, ekspektasi publik terhadap Indonesia sudah terlanjur meninggi selepas meraih prestasi luar biasa di Asian Games 2018.

Baca Juga: Insiden Horor, Sang Ayah Tak Larang Pebalap Cantik Ini Balap Lagi

Meraih peringkat keempat di bawah Cina, Jepang, dan Korea Selatan banyak diartikan publik bahwa Indonesia kini menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.

Akan tetapi, lanjut Gatot, gelaran multievent tak bisa dihitung layaknya matematika. Keberhasilan di Asian Games 2018 tak menjamin lurus Indonesia akan tampil bagus di SEA Games 2019 Filipina.

"SEA Games itu medan laga, pertarungannya agak berbeda. Cabang olahraga, number of event yang dipertandingkan saja sudah beda, hak tuan rumah itu tinggi. Itu yang harus diperhatikan," kata Gatot.

Sebelumnya, lifter Eko Yuli dan perenang I Gede Siman Sudartawa melontarkan pernyataan kurang setuju dengan wacana menurunkan atlet pelapis di SEA Games 2019.

Mereka beranggapan prestasi Indonesia akan menjadi pertaruhan jika atlet-atlet kurang pengalaman yang harus terjun di multievent terbesar Asia Tenggara tersebut.

Untuk diketahui, pada SEA Games 2017, Indonesia hanya mampu menempati posisi kelima klasemen akhir perolehan medali, di bawah Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI