Suara.com - Juara dunia lima kali, Lewis Hamilton (Mercedes) pernah berkomentar di BBC soal pengalamannya mengaspal di Formula One (F1) GP India kurun 2011 - 2013. Bernama Buddh International Circuit, tempat berlaga ini didesain arsitek motorsport asal Jerman, Hermann Tilke dengan trek sepanjang 5.125 km.
Di Buddh International Circuit itu, tim yang paling sering menang adalah Red Bull Racing, sementara untuk driver adalah Sebastian Vettel, sebelum ia bergabung dengan tim Scuderia Ferrari.
"Bayangkan, ya. Saya membalap di area yang sangat miskin, namun memiliki trek keren di sebuah tempat yang tidak jelas keberadaannya. Saya merasakan konflik batin saat turun bertarung di sana," demikian papar Lewis Hamilton.
Tak berapa lama kemudian, ia melakukan konfirmasi, di akun pribadi media sosialnya, Instagram and Twitter agar apa yang ia sampaikan tidak dipelintir maksudnya. Demikian diberitakan Sky Sports.
Baca Juga: Bahasa Inggris Presiden Jokowi Ditertawakan, Joko Anwar Murka
"Saya memperhatikan ada yang kesal mendengarkan komentar saya tentang balapan di India. Negeri itu adalah salah satu tempat terindah di dunia, dengan budaya luar biasa. Saya sudah pernah berkunjung dan selalu mendapat pengalaman mengasyikkan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi juga masih menyisakan banyak pekerjaan rumah tentang kemiskinan," tulisnya.
"Hanya kalau bicara seputar balap F1, rasanya ironis. Saya melewati kawasan tunawisma, dan tiba di arena bertanding di mana duit bukan masalah. Ratusan juta dikucurkan, buat trek yang kini tak pernah digunakan lagi," demikian lanjutnya dengan empati.
"Dana sebanyak itu mestinya bisa digunakan untuk membuat sekolah dan hunian bagi yang membutuhkan. Saat kami berlaga di sana, tiada yang datang, karena tiket terlalu mahal atau malah bisa jadi tidak tertarik. Meski demikian, saya berjumpa dengan penggemar asal India yang luar biasa."
Menanggapi cuitan driver timnya, boss Mercedes, Toto Wolff berkomentar, betapa luar biasa pemaparan Lewis Hamilton yang sungguh bijaksana, dalam mengatasi komentarnya saat balapan di India yang sudah disalahartikan.
"Benar-benar tak bisa dipercaya, betapa bermaknanya penjelasan Lewis. Juga caranya keluar dari kesalahan konteks yang diputarbalikkan," tandas Toto Wolff.
Baca Juga: Usul Hapus Jalur Koridor I, MRT Teken MoU dengan TransJakarta
"Ia berbicara dengan empati tentang India dan kontrasnya kondisi yang menyakitkan, antara kekayaan dan kemiskinan yang kami hadapi saat keliling dunia sebagai duta olahraga. Dia tidak mengkritik suatu bangsa dan kata-katanya penuh makna, berkelas, diucapkan oleh seorang juara. Hanya satu kesalahan di sini, yaitu mereka yang memutarbalikkan perkataannya."
Demikianlah, segala perilaku dan tutur kata hendaknya memang jelas sehingga tidak disalahartikan. Sama halnya dengan pihak pendengar atau pembaca, sejatinya perlu mencerna secara cermat sehingga tidak salah interpretasi atau memahami dengan cara berbeda. Kejadian yang dialami Lewis Hamilton ini bisa saja terjadi dalam konteks sehari-hari!