Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingat seluruh cabang olahraga untuk menggelar pelatnas jangka panjang selepas Asian Games 2018. Itu dilakukan demi menggapai tiket tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi saat memberikan bonus kepada lifter Eko Yuli Irawan di gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Pemberian bonus ini sebagai apresiasi pemerintas atas prestasi Eko Yuli yang meraih medali emas Kejuaraan Angkat Besi 2018 di Ashgabat, Turkmenistan, Sabtu (3/11/2018) lalu.
"Presiden Jokowi betul-betul meminta kepada seluruh cabor agar menggelar pelatnas jangka panjang. Itu menjadi suatu yang mutlak, tak boleh terputus pasca Asian Games 2018 kemarin," ujar Imam Nahrawi.
Baca Juga: Jadi Juara Dunia, Jokowi Kasih Bonus Rp 250 Juta ke Eko Yuli
Imam menyebut, pelatnas jangka panjang menjadi penting bagi seluruh cabor mengingat para atlet membutuhkan penanganan khusus sepanjang waktu, bukan hanya saat menjelang mengikuti kejuaraan.
"Pasca Asian Games 2018, mereka harus langsung kembali ke pelatnas. Tidak kembali ke kampung masing-masing. Karena kalau kembali ke kampung, pastinya tidak ada penanganan yang simultan dan detail untuk atlet," ujarnya.
Menurut Imam, induk-induk cabang olahraga Indonesia bisa belajar pada PB PABBSI (induk cabor angkat besi).
Setelah Asian Games 2018, para lifter langsung melanjutkan program latihan mempersiapkan diri mengikuti kejuaraan dunia.
"PB PABBSI telah melakukan itu (pelatnas jangka panjang). Setelah Asian Games 2018 para atlet langsung kembali ke pelatnas dan hasilnya langsung terlihat sekarang, dengan Eko Yuli menjadi juara dunia dan memecahkan rekor (dunia)," ujarnya.
Baca Juga: Fuzhou Cina Open : Derby Indonesia, Anthony Pulangkan Jonatan
"Kita mendorong semua atlet untuk menjadi juara dunia di single-single event masing-masing cabor. Hal itu demi persiapan menuju Olimpiade 2020 Tokyo," pungkas Menpora Imam Nahrawi.