Suara.com - CEO Dorna Sports (penyelenggara MotoGP), Carmelo Ezpeleta dikabarkan telah menyambangi Lombok untuk meninjau lokasi sirkuit di jalan raya Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diproyeksikan akan menjadi salah satu tuan rumah MotoGP 2021.
Hal itu dikatakan Presiden Direktur dan CEO Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Abdulbar Mansoer seperti dikutip dari laman resmi MotoGP, Rabu (7/11/2018).
"Dalam kunjungan ini, di tengah jadwal yang sibuk, Carmelo Ezpeleta menyempatkan diri mengunjungi Bali serta Lombok. Kami mengajaknya ke Mandalika dan mempresentasikan konsep potensial untuk menyelenggarakan ajang balap motor di masa depan," ujar Abdulbar Mansoer.
Ezpeleta meninjau kawasan wisata terintegrasi seluas 1.175 hektar yang terletak di Kawasan Ekonomui Khusus Mandalika, di sela-sela penyelenggaraan MotoGP Australia dan Malaysia yang telah berlangsung pekan lalu.
Baca Juga: Batalkan Kemenangan Barcelona, Icardi: Inter Tak Menyerah
"Kunjungannya memang singkat, akan tetapi kami percaya dirinya menikmati waktu istirahat dan tentunya kami akan senang menyambutnya saat kembali ke Bali dan Lombok di masa mendatang," ujar Abdulbar Mansoer.
Dilansir Motorsport, proyek pembangunan Sirkuit jalan raya di Mandalika, NTB sendiri akan dikerjakan oleh perusahaan asal Prancis yang bergerak di bidang Konsensi dan Konstruksi, yakni VINCI Construction Grands Projects.
Diperkirakan, biaya pembuatan sirkuit jalan raya di area seluas 131 hektar ini akan memakan dana sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun.
Sebelumnya, selain Lombok, Indonesia melalui Kepala Staf Kepresidenan Jendral TNI (Purn) Moeldoko sempat mencanangkan gelaran MotoGP di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Bersama CEO Sirkuit Sentul, Tinton Suprapto, Moeldoko mendorong MotoGP hadir di Indonesia pada 2020. Proyek ini dikabarkan telah dimulai sejak pertengahan 2018.
Baca Juga: Ayahanda Kiki The Potters Meninggal Dunia
"Pak Tinton saat ini sudah mendapatkan mitra strategis ke depan. Tadi beliau sudah ikut hadir bersama kami di sini. Intinya adalah kita mulai. Kalau tidak, kapan lagi. Dan tak boleh mundur," kata Moeldoko, dalam pertemuan di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (18/4/2018).