Suara.com - Atlet para-atletik Indonesia Sapto Yogo Purnomo mengatakan, dua medali emas yang diraihnya di Asian Para Games 2018 tak lepas dari upayanya untuk memperbaiki teknik tolakan start yang vital di nomor lari jarak pendek.
Menurut Sapto, sebelum Asian Para Games 2018, dirinya kerap terlambat start yang membuat catatan waktunya tak memuaskan.
"Saya terus belajar bagaimana bisa start tepat waktu. Saat pertandingan, saya selalu berpikir bagaimana start yang efisien," ujar Sapto di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Dia melanjutkan, pelajaran penting tentang tolakan kaki untuk memulai lari didapatkannya kala bertanding di Grand Prix Para-Atletik Dunia tahun 2018 di Beijing, Cina.
Baca Juga: Asian Para Games 2018: David Jacobs Sumbang Emas untuk Indonesia
Ketika itu, meski sukses meraup medali emas di nomor 100 meter, dirinya membiasakan diri melakukan start dengan baik.
Apa yang terus diusahakan Sapto Yogo ternyata membuahkan hasil. Di Asian Para Games 2018, Sapto untuk sementara meraup dua medali emas yakni dari nomor lari 200 meter T37 dan lari 100 meter T37 putra.
Bahkan di 100 meter T37 putra, atlet berusia 20 tahun itu sukses mencatatkan waktu tempuh 11,49 detik untuk memecahkan rekor Asia 11,51 detik milik atlet Cina Yongbin Liang yang dibukukan di Paralimpiade tahun 2012, London, Inggris.
Dalam kompetisi yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sapto menjadi yang terbaik usai mengalahkan atlet Iran Davoudali Ghasemi yang mencatatkan 11,97 detik yang berhak atas medali perak dan atlet Arab Saudi Ali Alnakhli dengan torehan waktu 12,01 detik untuk medali perunggu.
Pelari asal Jawa Tengah ini berpeluang menambah pundi-pundi medali di Asian Para Games 2018 karena masih akan tampil di nomor lari 400 meter T37 dan estafet 4X100 meter putra. (Antara)
Baca Juga: Asian Para Games : Indonesia Tambah Tiga Medali dari Para Atletik