Trauma dan Bersyukur
Wahyudi mengaku masih trauma dengan tsunami dan gempa Palu. Bahkan saat melihat tayangan televisi terkait bencana di sana, ia masih teringat saat kepanikan dan suasana menyelamatkan diri saat gempa bumi.
Parasut dan perlengkapan paralayang para atlet hilang tersapu tsunami dan kabarnya ditemukan pada, Senin (8/10/2018).
Terkait trauma, ia mengaku perlahan-lahan mulai berkurang dan kini lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Baca Juga: Rizal Tambah Kepingan Medali Indonesia di Asian Para Games 2018
Kengerian gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Sulteng membuat Wahyudi sadar bahwa manusia harus selalu bersyukur apapun kondisinya, karena harta yang melimpah tidak akan berarti ketika ajal menjemput.
"Kejadian gempa bumi yang saya alami seperti kiamat saja. Kemudian saya sadar bahwa harta benda duniawi hanya bersifat sementara. Namun begitu juga sebaliknya, apapun kondisinya saat susah, harus tetap bersyukur karena kita diberi nikmat untuk hidup," ucapnya.
Wahyudi mengaku tidak trauma untuk mengikuti kejuaraan paralayang yang digelar di sejumlah daerah di Indonesia, karena rahasia hidup dan mati seseorang hanya Tuhan yang tahu.
Bersandar pada keyakinan itulah ia menyatakan siap berangkat untuk berkompetisi ketika diberi kesempatan untuk meraih prestasi di sejumlah kejuaraan paralayang.
Baca Juga: Miftahul Didiskualifikasi, Ini Bahaya Kenakan Hijab Bagi Pejudo