Kisah Atlet Paralayang Selamat dari Tsunami dan Gempa Palu

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 09 Oktober 2018 | 14:08 WIB
Kisah Atlet Paralayang Selamat dari Tsunami dan Gempa Palu
Atlet Paralayang Indonesia, Wahyudi Widodo (kanan), bersama para atlet paralayang lainnya yang selamat dari tsunami dan gempa Palu. [Facebook@Wahyudi Widodo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah atlet paralayang yang bertanding dalam Open Paragliding Nomoni di Palu, Sulawesi Tengah, tak menyangka kompetisi untuk meraih prestasi itu berakhir menjadi tragedi yang memilukan hati.

Kompetisi yang berlangsung 25-30 September 2018 ini diikuti 34 atlet paralayang dari dalam negeri dan luar negeri.

Namun bencana gempa bumi 7,4 Skala Richter (SR) yang disertai tsunami yang mengguncang Palu pada, Jumat (28/9/2018), membuat kejuaraan terhenti.

Wahyudi Widodo, salah satu atlet paralayang yang selamat, tak henti-hentinya bersyukur lolos menjadi korban musibah tsunami dan gempa Palu.

Baca Juga: Rizal Tambah Kepingan Medali Indonesia di Asian Para Games 2018

Atlet asal Jawa Timur ini tiba bersama rombongan kontingen paralayang dari Jatim di Palu pada, Senin (24/9/2018) malam, atau empat hari sebelum gempa dan tsunami menghancurkan kota setempat.

Ia bersama sejumlah atlet paralayang Jatim menginap di Borneo guest house, yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari bibir pantai, karena keterbatasan dana yang dimiliki.

Sementara, sejumlah atlet yang memiliki uang lebih memilih menginap di Hotel Roa-Roa yang berada di tepi pantai.

Tim Basarnas terus berusaha mencari para korban di reruntuhan Hotel Roa-Roa, Palu, Sulteng, yang ambruk dihantam gempa pada, Jumat pekan lalu. [Dok. Gendon Subandono]
Tim Basarnas terus berusaha mencari para korban di reruntuhan Hotel Roa-Roa, Palu, Sulteng, yang ambruk dihantam gempa pada, Jumat pekan lalu. [Dok. Gendon Subandono]

Awalnya Wahyudi sempat ingin menginap di Hotel Roa-Roa karena beberapa atlet menginap di sana.

Namun, uang saku yang menipis dan pertimbangan keuangan lainnya, akhirnya dia bersama rekan-rekannya menginap di guest house yang harga sewanya lebih terjangkau.

Baca Juga: Miftahul Didiskualifikasi, Ini Bahaya Kenakan Hijab Bagi Pejudo

Ia tak membayangkan apabila jadi menginap di Hotel Roa-Roa yang kini ambruk akibat gempa.

Bahkan, sebagian atlet paralayang yang menginap di sana tertimbun reruntuhan bangunan hotel dan baru ditemukan beberapa hari kemudian.

"Apabila saat itu saya punya uang banyak dan memilih menginap di Hotel Roa-Roa, mungkin saya sudah tidak punya harapan untuk hidup karena bangunan hotel ambruk dan sebagian penghuni hotel tertimbun di sana," ujarnya, dilansir dari Antara, Selasa (9/10/2018).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI