Kaki Patah Gara-gara Salah Mendarat, Lukman Selamat dari Maut

Selasa, 02 Oktober 2018 | 22:34 WIB
Kaki Patah Gara-gara Salah Mendarat, Lukman Selamat dari Maut
Tim SAR berusaha mengevakuasi korban yang masih tertimbun reruntuhan di Hotel Roaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). [Antara/Basri Marzuki]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Atlet paralayang Indonesia, Lukman Baitang selamat dari gempa bumi yang terjadi di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, Jum'at (28/9/2018).

Menurut Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yuda, Lukman seperti mendapat keberuntungan karena terhindar dari maut. Pasalnya, sebelum gempa terjadi, Lukman sudah lebih dulu mendapat musibah patah kaki akibat mendarat dengan cara yang salah.

Secara logika, Lukman dinilai tak akan mungkin menyelamatkan diri saat bencana yang hingga hari ini, Selasa (2/10/2018) pukul 13:00 WIB menewaskan 1.234 orang.

"Pokoknya banyak drama. Jadi sebelum gempa terjadi, ada teman kita yang cedera, patah kaki," kata Wahyu Yuda saat ditemui di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Baca Juga: Dilepas Ketika Gempa, 1.102 Napi di Sulteng Belum Kembali ke Sel

Wahyu menuturkan, Lukman yang langsung dibawa ke salah satu rumah sakit di kota Palu untuk mendapatkan perawatan, namun dirujuk ke tempat lain yakni Rumah Sakit Undata, Palu.

Hal itu nyatanya menjadi keberuntungan bagi Lukman. Sebab kata Wahyu, beberapa saat setelah pindah ke RS Undata, rumah sakit yang sebelumnya ditempati Lukman porak poranda akibat diguncang gempa.

"Lukman akhirnya dibawah ke salah satu rumah sakit di kawasan Palu. Tapi karena alatnya kurang, maka dipindahkan ke RS Undata. Saat gempa rumah sakit sebelumnya ambruk dan RS Undata tidak terdampak," ujar Wahyu.

Seperti diketahui, tujuh atlet paralayang menjadi korban gempa Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada Jum'at (28/9/2018). Empat atlet yakni Franky Kowaas, Petra Mandagi, Glenn Mononutu serta Ardi Kurniawan ditemukan sudah meninggal dunia.

Saat ini, tim satuan gabungan (satgas) paralayang Indonesia bersama Badan SAR Nasional (Basarnas) terus berusaha mencari tiga atlet lain yang masih belum ditemukan. Tiga atlet tersebut adalah Dong Jin (Korea Selatan), Reza Kambey, dan Fahmi Malang.

Baca Juga: Wujudkan Sepak Bola Damai, Arema FC Undang Bonek ke Kanjuruhan

Untuk diketahui, ketujuh atlet paralayang yang menjadi korban tersebut berada di Palu untuk mengikuti ajang Palu Nomoni 2018 yang berlangsung 25-30 September.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI