Gempa Palu: Atlet Terjebak Reruntuhan Hotel, Paralayang Kirim Tim

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 02 Oktober 2018 | 08:56 WIB
Gempa Palu: Atlet Terjebak Reruntuhan Hotel, Paralayang Kirim Tim
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan Hotel Roa-Roa di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu. [Antara/BNPB]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paralayang Indonesia membentuk satgas yang bertugas membantu proses pencarian untuk mengidentifikasi para atlet paralayang yang tertimbun di Hotel Roa-Roa, Palu, Sulawesi Tengah, pasca dihantam gempa.

"Seharusnya tim Satgas dikirim Senin tadi, tetapi karena kendala transportasi, baru bisa diberangkatkan Selasa besok," kata Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha, dikutip dari Antara, Selasa (2/10/2018).

Yudha mengatakan, satgas tersebut berjumlah enam orang. Dipimpin oleh Kepala Pelatih Paralayang Indonesia, Gendon Subandono.

Lima orang yang mendampingi, yakni Teguh Maryanto, Alfari Widyasmara, Yustira Dirajanagara, dan Ali Sukoco.

Baca Juga: Selamat dari Gempa Palu, Hening : Allah Masih Sayang Sama Saya

"Besok mereka diberangkatkan menggunakan pesawat hercules menuju Palu," kata Yudha.

Pascagempa dan tsunami yang melanda Palu - Donggala, Jumat (28/9/2018), tujuh dari 30 atlet paralayang yang mengikuti lomba Festival Pesona Palu Nomoni 2018 sempat belum diketahui nasibnya.

Para atlet tersebut diketahui menginap di Hotel Roa-Roa, Palu Sulawesi Tengah. Saat kejadian gempa, tujuh atlet bersama tiga pendampingnya terjebak dalam reruntuhan hotel.

Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan hotel Roa-Roa di Palu, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu. ANTARA FOTO/BNPB
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan Hotel Roa-Roa di Palu, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu. [Antara/BNPB]

Ketujuh atlet tersebut, antara lain Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang, Glen Mononutu, Franky Kowas, Petra Mandagi dan satu atlet Korea bernama Dong Jin.

Hingga, Senin (1/10/2018) sore sekitar pukul 16.36 WITA, dua dari tujuh atlet yang hilang kontak tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal saat proses evakuasi oleh tim Basarnas.

Baca Juga: Cerita Rio, Peraih Emas Asian Games Korban Tsunami dan Gempa Palu

Kedua jenazah yang ditemukan di reruntuhan Hotel Roa-Roa dikenali oleh pihak keluarga adalah atlet paralayang Indonesia dari Sulawesi Utara, yakni Glen Mononutu dan Petra Mandagi.

Jenazah dikenali dari cincin yang digunakan salah satu jenazah bertulis Stevy.

"Stevy adalah nama istri dari Petra Mandagi," kata Yudha.

Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan Hotel Roa-Roa di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu. [Antara/BNPB]
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan Hotel Roa-Roa di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu. [Antara/BNPB]

Menurut Yudha, proses pencarian korban gempa dan tsunami di Hotel Roa-Roa masih dilakukan. Dua alat berat escavator dikerahkan untuk menyingkirkan puing-puing bangunan.

Sementara itu, sejumlah keluarga korban atlet paralayang telah tiba di lokasi gempa untuk membantu mengenali para jenazah yang mungkin ditemukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI