Selamat dari Gempa Palu, Hening : Allah Masih Sayang Sama Saya

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 02 Oktober 2018 | 08:15 WIB
Selamat dari Gempa Palu, Hening : Allah Masih Sayang Sama Saya
Penerbang paralayang putra Indonesia Hening Paradigma menginjak target saat mendarat dalam babak ketiga ketepatan mendarat Asian Games 2018 di Gunung Mas Puncak, Bogor, Jawa Barat (21/8). [Antara/INASGOC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hening Paradigma (32), atlet paralayang peraih emas dan perunggu Asian Games 2018, selamat dari gempa dan tsunami Palu - Donggala, Sulawesi Tengah. Dia pun sempat ikut mengungsi bersama warga di bukit terdekat.

"Alhamdulillah, saya bisa selamat. Itu adalah bukti Allah masih sayang sama saya," kata Hening, dikutip dari Antara, Selasa (2/10/2018).

Hening adalah satu dari 30 atlet, pelatih dan pendukung yang ikut dalam kejuaraan Palu Nomoni 2018. Ajang ini berlangsung dari tanggal 25 September dan rencananya berakhir pada 30 September.

Ia menceritakan pengalamannya ketika gempa dan tsunami terjadi. Saat itu dia sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai Taman Ria yang diterjang tsunami.

Baca Juga: Jenazah Dua Atlet Paralayang Ditemukan

"Waktu itu pertandingan selesai sebelum Jumat, karena jarak tempuh cukup dekat, jadi dapat ditempuh dengan cepat," katanya.

Pria asal Semarang ini mengatakan, ketika gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) terjadi, dia berada di lantai lima pusat perbelanjaan Palu Grand Mall, bersama sejumlah warga lainnya.

Kekuatan gempa terasa hingga membuat seluruh bangunan berguncang hebat. Kaca-kaca kios yang ada di dalam pecah, dan berbagai ornamen berjatuhan. Semua orang berteriak dan berlutut di lantai.

Ia mengatakan, gempa datang seketika langsung besar. Guncangannya sangat kuat hingga membuat orang kesulitan untuk berjalan. Gempa tidak langsung disusul tsunami, ada jeda selama beberapa menit.

"Dua hal yang saya pikirkan, saya mati dengan cara diam di tempat, atau mati saat berjuang untuk keluar gedung," kata peraih emas nomor ketepatan mendarat beregu putra Asian Games 2018 ini.

Baca Juga: Cerita Rio, Peraih Emas Asian Games Korban Tsunami dan Gempa Palu

Atlet paralayang Indonesia peraih emas dan perunggu Asian Games 2018, Hening Paradigma (tengah). [Instagram@hparadigma]
Atlet paralayang Indonesia peraih emas dan perunggu Asian Games 2018, Hening Paradigma (tengah). [Instagram@hparadigma]

Setelah gempa terjadi, Hening berhasil keluar dari gedung pusat perbelanjaan dengan menuruni tangga utama yang sudah dalam kondisi mati. Suasana gelap dan pintu masuk gedung juga tidak kelihatan.

"Saya tidak berpikir lagi mencari tangga darurat. Tujuan saya hanya turun dan mencoba menyelamatkan diri," tutur Hening yang juga meraih perunggu di nomor beregu putra cross country atau lintas alam.

Bersama dengan warga Hening berhasil keluar dari gedung melalui lorong kecil yang banyak dilalui orang-orang, 15 menit sebelum tsunami terjadi.

Hening juga sempat mengabadikan fotonya di sebuah Masjid Baiturrahman yang berada dekat dengan pusat perbelanjaan.

"Masjid itu tadinya kokoh dan megah, seketika ambruk oleh gempa. Saya coba mengabadikan foto di sana, sebagai bentuk syukur, inilah saya masih diberi keselamatan oleh Allah, juga untuk menginfomasikan kepada keluarga," katanya.

Hening mengaku beruntung, saat perlombaan tidak memilih menginap di Hotel Roa-Roa, tempat tujuh atlet paralayang Indonesia yang tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa Palu.

Ia memilih bergabung dengan teman-teman paralayang lainnya menginap di Borneo Hotel.

Pria yang juga pemilik usaha cireng ini mengenal seluruh atlet yang menjadi korban gempa dan tsunami Palu.

Hening menambahkan, perlombaan Palu Nomoni 2018 adalah perlombaan pertama yang diikutinya setelah laga Asian Games 2018.

Ia memilih ikut karena untuk meningkatkan skill terbang di nomor lintas alam, karena skor tercatat secara nasional.

"Di Indonesia itu jarang ada kekuatan untuk nomor lintas alam. Jadi saya ingin ikut untuk menambah jam terbang saya, tingkatkan skill," katanya.

Dua dari tujuh atlet yang dikabarkan tertimbun reruntuhan Hotel Roa-Roa Palu telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Keduanya, yakni Gleen Mononutu dan Petra Mandagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI