Suara.com - Atlet panjat tebing Indonesia, Aspar Jaelolo mengaku terus mencari cara untuk bisa menghubungi keluarga besarnya pasca gempa dan tsunami yang menghantam Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Akses dan komunikasi yang terputus di kampung halamannya Donggala, membuat Aspar tak tahu-menahu akan kondisi terkini keluarga dan orang tuanya.
Sambil menunggu kabar dan perkembangan kondisi dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR), atlet peraih medali perak dan perunggu Asian Games 2018 itu terus memantau kondisi kampung halamannya melalui berita.
Selain itu, Aspar juga mengaku masih mencoba menghubungi keluarganya lewat media sosial khsususnya WhatsApp. Meski begitu, sampai saat ini, keluarganya di Donggala belum juga ada kabar.
Baca Juga: Bonus Emas Setara Asian Games, Bolo: Tak Ada Lagi Diskriminasi
"Saya masih memantau lewat berita dan grup WhatsApp keluarga," kata Aspar saat dihubungi Suara.com, Sabtu (29/9/2018).
Sebelum memutuskan memantau perkembangan gempa di Donggala melalui berita, Aspar mengaku sempat ingin pulang menuju kampung halamannya.
Namun, akses yang sulit dan ditutupnya penerbangan dari Jakarta ke Palu membuatnya tak bisa berbuat banyak.
"Saat ini saya belum bisa berangkat ke Palu karena penerbangan ditutup sementara. Berita-berita pun lebih banyak soal gempa di Palu dibandingkan Donggala, karena akses ke sana menang sulit" ujar Aspar.
Seperti diketahui, gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang Donggala pada, Jumat (28/9/2018) sekitar pukul 17.02 WIB. Guncangan tersebut juga menimbulkan tsunami.
Baca Juga: Gempa Donggala, Atlet Panjat Tebing Aspar Cemas Kondisi Orang Tua