Suara.com - Sprinter senior Indonesia, Fadlin resmi menanggalkan kariernya di tim nasional atletik Indonesia. Kini, pelari asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu memutuskan mengabdikan diri sebagai asisten pelatih di PB PASI.
Fadlin merupakan satu dari empat pelari yang membawa Indonesia meraih medali perak Asian Games 2018 di nomor estafet 4x100m putra.
Bersama Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara, sprinter 28 tahun itu mengukir sejarah tim estafet 4x100m putra Indonesia yang terakhir kali merebut medali perak Asian Games pada 1966 silam.
Baca Juga: Jepang Open 2018: Jadwal Wakil Indonesia di Babak Perempat Final
"Ya memang baru sih (jadi asisten pelatih). Tapi keputusan saya (pensiun) Insya Allah sudah bulat," kata Fadlin saat ditemui di Pelatnas PB PASI, Permata Hijau, Jakarta, Kamis (13/9/2018) sore.
Meski sudah memutuskan pensiun dari tim nasional, Fadlin masih membuka peluang jika NTB membutuhkan jasanya untuk tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Kalau di timnas saya sudah pensiun. Kalau untuk PON belum tahu juga nanti. Dari KONI NTB bilang mungkin masih bisa bantu teman-teman estafet di sana untuk turun di PON. Kalau dibutuhkan saya Insya Allah siap," ujar Fadlin.
Fadlin mengaku tak mengalami kendala berarti saat memutuskan menjadi asisten pelatih di PB PASI.
Untuk sementara waktu, dirinya akan menjadi asisten dari pelatihnya sendiri, Eni Nuraeni.
Baca Juga: Praveen / Melati Terhenti, Ganda Campuran Indonesia Habis
"Sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena saya sudah mulai mengawasi atlet-atlet remaja sejak Asian Games 2018, sambil belajar. Jadi tak ada kesulitan, sudah biasa," ujar peraih medali emas SEA Games 2011 tersebut.
"Lisensi pelatih level satu sudah saya dapatkan. Tahun kemarin ikut lisensi level satu dan sudah lolos, internasionalnya juga sudah lolos. Jadi untuk saat ini saya memilih jadi asisten pelatih dahulu, mau belajar dengan pelatih," tutup Fadlin.