3 Nomor Atletik Jadi Fokus PASI Jelang Olimpiade 2020 Tokyo

Jum'at, 14 September 2018 | 02:00 WIB
3 Nomor Atletik Jadi Fokus PASI Jelang Olimpiade 2020 Tokyo
Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung di Pelatnas PB PASI, Permata Hijau, Jakarta, Kamis (13/9/2018). [Suara.com / Arief APRIADI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kontingen Indonesia mencatat prestasi cukup baik pada cabang olahraga (cabor) atletik di Asian Games 2018. Raihan dua medali perak dan satu perunggu pun membuat Indonesia harus cukup optimis menyongsong Olimpiade 2020 Tokyo.

Seperti diketahui, tiga medali Asian Games 2018 berhasil diraih PB PASI lewat para atlet yang turun di nomor estafet 4x100m putra, 100m lompat gawang putri dan lompat jauh putra.

Medali perak berhasil direngkuh atlet 100m lompat gawang putri Emilia Nova, serta tim estafet 4x100m putra yang terdiri dari Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara.

Sedangkan medali perunggu berhasil diraih oleh atlet lompat jauh putra, Sapwaturrahman.

Baca Juga: Tumbang di GBLA, Pelatih Arema Keluhkan Masalah Konsentrasi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PASI, Tigor Tanjung, menyebut hasil Asian Games 2018 bisa menjadi tolok ukur terkait di nomor mana atletik Indonesia punya peluang lolos ke Olimpiade.

"Ada tiga nomor yang punya peluang (ke Olimpiade 2020 Tokyo), yaitu lari 100 meter (putra), 4x100 meter (putra), dan lompat jauh," kata Tigor Tanjung di Pelatnas PB PASI, Permata Hijau, Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Nomor lari 100m putra memang dijagokan mampu menembus Olimpiade 2020, dilihat dari hasil yang ditorehkan sprinter muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, yang belum lama ini meraih medali emas Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia.

"Contohnya Lalu Zohri peringkat 78. Kalau sesuai aturan setiap negara maksimal tiga atlet, Lalu bisa masuk peringkat 55 dari 56 kuota yang disediakan," papar Tigor.

Tigor juga menyinggung perubahan sistem kualifikasi yang diterapkan Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) untuk Olimpiade 2020 Tokyo. Perubahan sistem itu dinilai Tigor semakin menyulitkan para atlet untuk menembus batas minimal kualifikasi.

Baca Juga: Erick Thohir Investor Anyar Sriwijaya FC?

"Tapi kan ranking bergerak, atlet bertanding terus. Itu yang harus kami kejar dan tentu sulit. Dulu berdasarkan limit entry standard, misal 10,12 detik, siapa pun bisa ikut. Sekarang kuota 56 orang, dilihat dari perhitungan result score (catatan prestasi) dan placing score (dia finis berapa)," ungkap Tigor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI