Suara.com - Nasib nahas di trek saat berlaga, tak terkecuali di pentas sekaliber MotoGP memang tak terhindarkan. Namun bila manusia bisa meminimalkan kondisi celaka dan kritis, alangkah baiknya. Ini pelajaran yang bisa dipetik dari aksi ugal-ugalan Romano Fenati.
Turun berlaga di Moto2 dalam putaran MotorGP San Marino 2018 di Misano World Circuit Marco Simoncelli, Misano Adriatico, Rimini, Italia, rider ini mensejajari laju motor Stefano Manzi buat menekan tuas rem depannya. Beruntung lawannya itu hanya sedikit oleng, hilang keseimbangan namun tak jatuh menghajar aspal.
Bila dirunut lebih jauh, Romano Fenati tak sekali ini bertindak membahayakan rider lain. Sekali kejadian, ia pernah menendang motor Niklas Ajo di saat pemanasan MotoGP Argentina 2015. Bahkan sempat mematikan motor rivalnya itu, sehingga mesti didorong untuk bisa dipacu lagi.
Pada 2017 saat berlaga di Moto3 dan membalap dengan arahan Valentino Rossi, ia diberitakan terlibat perkelahian fisik dengan Alessio Salucci alias Uccio, tangan kanan Valentino Rossi yang bertindak sebagai orang kepercayaan. Romano Fenati yang saat itu berusia 21 tahun menyebut hal ini sebatas rumor.
Baca Juga: Kurniawan Buka Suara Bisa Jadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia
Diwawancarai saat itu oleh GP One yang mengkonfirmasi bahwa Valentino Rossi pernah menyatakan bahwa cara membalapnya terkadang ngaco sehingga Valentino Rossi merasa gagal membimbing Romano Fenati menjadi seorang rider profesional, ia menyatakan lebih baik diceramahi di depan mata daripada ditusuk pisau dari belakang.
Dan tak kalah mencolok, adalah temperamen Romano Fenati yang tidak jarang mengajak kompetitor adu mulut saat berada di paddock atau sebelum turun balap.
Kembali ke tingkahnya di MotoGP Misano 2018, usai balapan, ia menuai hujan kecaman, paling keras dilancarkan Cal Crutchlow, peraih podium ketiga, yang menyebut bahwa Romano Fenati tak pantas lagi berlaga di ajang ini.
Toh ia sempat membela diri dengan pernyataan bahwa sebelum ini tergolong paling sedikit dikenai penalti dan tindakan gilanya terjadi karena tersulut emosi. Romano Fenati menyatakan Stefano Manzi telah menunjukkan cara membawa motor berbahaya, sehingga dirinya "turun tangan" memberi pelajaran.
Apa pun pembelaannya, ketuk palu keputusan telah terjadi. Paling pedih, selain dikenai penalti ia juga diputus kontrak oleh Tim Marinelli Snipers.
Baca Juga: Jepang Open : Terhenti, Tommy Telan Kekalahan Kelima Beruntun
"Kami nyatakan, sejak saat ini Tim Marinelli Snipers mengakhiri kontrak dengan pebalap Romano Fenati," demikian pernyataan tim seperti dilansir Crash, Selasa (11/09/2018).
"Dengan sangat menyesal, kami harus mencatat bahwa tindakannya sangat tidak bertanggung jawab dan membahayakan nyawa pebalap lain. Hal itu tak bisa dimaafkan," disambung kalimat, "Mulai saat ini, sang pebalap tidak akan lagi berpartisipasi dalam balapan dengan Tim Marinelli Snipers."
Selain diputus kontrak oleh timnya saat ini, masa depan Romano Fenati di dunia balap dipastikan semakin suram. Pasalnya, Tim MV Agusta yang akan menaungi pebalap 22 tahun itu di gelaran Moto2 musim depan, juga memutuskan membatalkan kontrak.
"Romano Fenati tidak akan mewakili Tim MV Agusta pada 2019. Kesepakatan antara MV Agusta Reparto Corse Forward Racing Team dengan Romano Fenati telah dibatalkan," demikian dipaparkan oleh tim MV Agusta, juga dilansir dari Crash.