Crash ... Boom ... Halo Telah Banyak "Berbicara" di F1

Jum'at, 07 September 2018 | 19:00 WIB
Crash ... Boom ... Halo Telah Banyak "Berbicara" di F1
Halo yang berada di kokpit Sergey Sirotkin (Williams) saat pengetesan di Sirkuit Catalunya, Spanyol [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pentas balap single seater terakbar di dunia, Formula One (F1) seri GP Italia 2018 baru berakhir pekan lalu (03/09/2018) dan dua pekan sebelumnya, adalah GP Belgia 2018 (26/08/2018).

Lepas dari perseteruan konstruktor Ferrari dan Mercedes yang semakin menghangat, juga klasemen driver papan atas antara Sebastian Vettel dengan Lewis Hamilton, ada hal yang perlu digarisbawahi: pertarungan dua edisi ini tergolong dramatis. Yaitu menyoal peristiwa jet-jet darat "beterbangan" akibat kemelut saat mengambil racing line.

Di GP Belgia 2018, sirkuit jalan raya zaman old, Spa-Francorchamps di jantung pegunungan The Ardennes, adalah lintasan yang dipuja-puja para driver F1. Entah sudah berapa ratus kali, sejak balap jet darat digelar di sini, mereka saling melibas dan jet-jet darat saling bersinggungan menciptakan momentum seru sekaligus "menyeramkan".

Tak terkecuali kejadian yang menimpa Harry Potter, julukan para penggemar bagi pebalap tim Sauber kelahiran Monte Carlo, Monako, Charles Leclerc. Berada dalam kemelut setelah Nico Hulkenberg gagal mengeksekusi tikungan, ia bersama Fernando Alonso terlibat drama tabrakan, seperti dikemukakan Alonso, "Dari spion saya bisa melihat bahwa ban Nico terkunci, dan terjadilah yang kita saksikan bersama."

Baca Juga: Pelatih Wolverhampton Gantikan Mourinho di Manchester United?

Melihat jet darat Leclerc dalam kondisi mengenaskan, termasuk bagian pelindung depan atau Halo tergores-gores, ditambah pernyataan si driver sendiri, seperti dikutip Formula1.com, "Saya mesti mengakui, sungguh beruntung mendapatkan perlindungan dari Halo."

Hampir mirip, adalah kejadian Marcus Ericsson, rekan satu tim Leclerc saat sesi practice di gelaran GP Italia 2018. Jet daratnya menabrak pembatas dalam kecepatan sekitar 220 km per jam dan melayang. Menghasilkan potret mencekam.

Saat Halo dikenalkan pada 2015 setelah diuji di pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Inggris, RAF Bentwaters, beberapa driver meragukan keleluasaan sudut pandang mereka di kokpit karena hadirnya peranti keselamatan itu. Namun di GP Belgia 2016, Nico Rosberg (saat itu balap untuk tim Mercedes) menyatakan tiada bedanya, alias "menikmati" kehadiran Halo.

Versi mutakhir Halo terbuat dari rangka titanium, berupa satu tiang vertikal sebagai pendukung struktur di depan driver, ditambah lingkaran di atas kokpit dan mengelilingi bagian ini. Mulai disosialisasikan pada 2017 dan wajib digunakan pada 2018.

Satu-satunya yang menjadi catatan negatif akan hadirnya Halo adalah saat river mesti menyelamatkan diri saat terjadi kecelakaan fatal. Bila menurut simulasi awal tanpa Halo dibutuhkan lima detik, kini menjadi tujuh detik karena hadirnya peranti keselamatan ini.

Baca Juga: Eng Hian: Fasilitas PBSI Bagai Telepon Koin di Era Smartphone!

Bila saja temuan Halo muncul lebih lama, pasti lebih banyak nyawa driver diselamatkan, utamanya kecelakaan tragis atas Ayrton Senna di GP San Marino 1994 dan Jules Bianchi di GP Jepang 2014.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI