Raih Perunggu, Petinju Putri Huswatun Hasanah Torehkan Sejarah

Jum'at, 31 Agustus 2018 | 18:17 WIB
Raih Perunggu, Petinju Putri Huswatun Hasanah Torehkan Sejarah
Kepala pelatih Adi Suandana (kiri) dan petinju putri Indonesia, Huswatun Hasanah. (Suara.com/Arief Apriadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petinju putri Indonesia, Huswatun Hasanah harus puas meraih medali perunggu usai kalah telak 0-5 atas petinju Thailand, Sudaporn Seesondee di babak semifinal kelas 60kg putri Asian Games 2018 di JIExpo Kemayoran Hall C, Jakarta, Jum'at (31/8/2018).

Dalam pertandingan tiga babak tersebut, Huswatun terus menerus tertekan sejak awal ronde. Pukulan bertubi-tubi petinju Thailand, tak mampu dihadang olehnya. Sebaliknya, pukulan Huswatun sendiri tak bertenaga hingga mudah dipentahkan lawan.

Petinju Indonesia, Uswatun Hasanah (kiri) melakukan selebrasi usai mengalahkan petinju Kyrgyztan, Farida Pupova dalam pertandingan Babak Penyisihan Kelas Ringan 60 Kilogram Putri, Asian Games 2018 di Hall Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (25/8). FOTO INASGOC/Ari Bowo Sucipto
Petinju Indonesia, Uswatun Hasanah (kiri) melakukan selebrasi usai mengalahkan petinju Kyrgyztan, Farida Pupova dalam pertandingan Babak Penyisihan Kelas Ringan 60 Kilogram Putri, Asian Games 2018 di Hall Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (25/8). FOTO INASGOC/Ari Bowo Sucipto

Sudaporn semakin mendominasi laga di ronde kedua dan ketiga, hingga Huswatun terlihat selalu terpojok dan gagal keluar dari tekanan. Bahkan, saking terpojoknya, Huswatun kerap kali berbalik badan hingga mendapat peringatan dari wasit di ronde ketiga.

Usai laga, pelatih kepala Adi Suandana menyebut anak asuhnya gagal tampil maksimal dipertandingan tersebut. Apa yang ditampilkan Huswatun saat mengalahkan wakil India, Pavitra di perempat final, tak terlihat.

"Jadi penampilan Huswatun hari ini, jika kita bandingkan dengan pertandingan sebelumnya memang agak menurun," kata Adi Suandana di JIExpo Kemayoran Hall C, Jakarta, Jum'at (31/8/2018).

"Karena olahraga tinju itu sudah biasa ya, yang terpukul pasti poinnya turun, dan yang banyak memukul pasti dapat poin," imbuhnya.

Adi menjelaskan, waktu persiapan yang kurang, ditambah minimnya uji coba ke luar negeri, menyebabkan mental Huswatun dan para petinju penghuni pelatnas lainnya tak terasah dengan baik.

Akibatnya, kata Adi, saat di bawah tekanan, mereka tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dan gagal menjalankan instruksi pelatih.

"Masih banyak kelemahan. Akhirnya lawan jadi punya keberanian untuk menyerang terus. Kalau ada keberaniannya sepeti pertandingan sebelumnya, lawan tak akan seperti itu," ujar Adi Suandana.

Meski gagal ke babak final, medali perunggu yang diraih Huswatun Hasanah sukses menghantarkannya mencetak sejarah. Apa yang diraihnya menjadi pencapaian terbaik petinju putri Indonesia sejak bergulirnya Asian Games.

Tercatat, tak ada petinju putri Indonesia manapun yang mampu merengkuh medali di semua edisi Asian Games.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI