Voli Putra Gagal ke Semifinal, Indonesia Masih Butuh Jam Terbang

Reky Kalumata Suara.Com
Rabu, 29 Agustus 2018 | 01:30 WIB
Voli Putra Gagal ke Semifinal, Indonesia Masih Butuh Jam Terbang
Pebola voli Indonesia Rendy Febriant Tamamilang (kanan) mencoba memblok bola dari pemain Korea Selatan Mingyu Lee (kiri) di perempat final voli putra Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (28/8). ANTARA FOTO/INASGOC/Ridhwan Siregar
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim voli putra Indonesia gagal ke semifinal Asian Games 2018 usai ditaklukkan Korea Selatan 0-3. Pelatih voli putra Samsul Jais mengakui bahwa Indonesia masih butuh pengalaman bertanding di ajang internasional.

Di babak perempat final, Indonesia tidak berdaya menghadapi berbagai kombinasi serangan dari Korea Selatan dan harus kalah tiga set langsung dalam waktu 83 menit.

Dengan kekalahan ini, Indonesia hanya akan bertarung di perebutan peringkat lima melawan pihak yang kalah dalam pertandingan perempat final Jepang melawan Qatar.

Usai pertandingan, pelatih Samsul Jais mengatakan bahwa para pemain Indonesia masih membutuhkan pengalaman bertanding di ajang internasional untuk menambah jam terbang.

"Kita harus sering mengikuti kejuaraan internasional, karena terlepas dari teknik, jam terbang kita sangat minim," kata Samsul di Tennis Indoor, GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2019) malam.

Menurut dia, keikutsertaan di Asian Games telah memberikan pengalaman bertanding yang bagus dan Indonesia juga bisa mengukur tingkat persaingan dengan negara lain.

"Bagusnya kita ikut Asian Games jadi tahu posisi kita dimana, karena perkembangan voli di negara lain sudah lebih maju," katanya.

Saat ini dengan komposisi tim yang ada, ia menyakini anak asuhnya dapat mencapai puncak performa dalam Sea Games 2019.

"Dengan usia emas anak-anak sekarang, kalau disiplin saja, kita bisa mendapatkan emas, itu target sesungguhnya," katanya.

Optimisme itu diungkapkan Samsul karena anak asuhnya sudah mulai menghilangkan hambatan psikologis dan bisa mengalahkan Thailand yang dulu sulit ditaklukan Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI