Indonesia Juga Harapkan Medali Cabor Kurash di Asian Games 2018

Minggu, 26 Agustus 2018 | 13:00 WIB
Indonesia Juga Harapkan Medali Cabor Kurash di Asian Games 2018
Cabor beladiri kurash dengan teknik mirip judo. Ilustrasi [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kurash adalah salah satu cabang bela diri yang diperkirakan telah eksis lebih dari 3.500 tahun lalu. Seperti dikutip dari Antara, soal teknik bertarung dan kunciannya mirip dengan cabang olah raga (cabor) yudo.

Kontingen Indonesia mengandalkan I Komang Adiarta untuk menyumbang medali dari cabang olahraga kurash di Asian Games 2018, mengingat atlet kelahiran Bali ini telah memenangi berbagai kejuaraan. Demikian dipaparkan pelatih kurash tim Indonesia, Deni Zulpendri di Jakarta, Minggu (26/08/2018).

I Komang Adiarta telah mengikuti sejumlah kejuaraan, baik tingkat dunia maupun Asia. Atlet kelahiran 17 November 1996 ini pernah menempati peringkat 17 kejuaraan dunia kurash di Hong Kong.

Selain I Komang Adiarta,  Adesta Putu Wiradamungga yang nantinya akan turun di kurash kelas -90 putra juga diharapkan mampu menyumbangkan medali.

Baca Juga: #2019GantiPresiden Banyak Penolakan, Sandiaga: Beralih ke Digital

Atlet kelahiran Februari 1991 ini adalah atlet judo, dengan prestasi peringkat ke-sembilan di Asian Games 2014 di Seoul, Korea Selatan, peringkat ke-17 dalam Olimpiade 2012 di London, Britania Raya, dan peringkat ke-sembilan Kejuaraan Asia 2013 di Bangkok, Thailand.

Tak sebatas itu, juga menduduki peringkat ke-tiga judo kelas -81 kg dalam SEA Games 2013 di Naypyidaw, Myanmar, dan peringkat ke-lima judo kelas -81 SEA Games 2011 di Jakarta, Indonesia.

"Selain keduanya, kami juga mengharapkan atlet lainnya bisa mengukir prestasi. Kami sangat mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa," ujar Deni Zulpendri.

Sebagai catatan, kurash adalah cabor tradisional asal Asia Tengah yang pertama ditandingkan di Asian Games 2018. Putusannya berdasar rapat Koordinasi Komite Asian Games pada 18 Agustus 2017. Sebelum itu, kurash masuk sebagai cabang eksibisi dalam Olimpiade 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Saat itu, cabor kurash masih belum memiliki aturan baku penilaian, hingga pada 1990 Komil Yusupov, pahlawan kemerdekaan Uzbekistan, juga master kurash dan guru besar judo dan sambo membuat penelitian tentang martial arts satu ini.

Baca Juga: Neno Warisman Tersandera di Riau, Apa Komentar Sandiaga Uno ?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI