Sampai akhirnya Jafro dapat membuktikan kepada orang tuanya, bahwa cita-citamya menjadi atlet Paralayang bisa membuahkan hasil. Tahun 2012 ia menjadi juara tiga pada kejuaraan Batu Open untuk ketepatan mendarat.
"Sejak itu orang tua saya mendukung cita-cita saya. Sampai sekarang," katanya.
Kejuaraan terakhir yang diikutinya PGAWC di Malang tahun 2017 meraih juara, dan kini ia mempersebahkan emas ketujuh untuk Indonesia di Asian Games ke-18.
Jafro melakoni profesi sebagai pelipat payung selama dua tahun. Kini ia fokus berlatih sebagai atlet nasional. Ketika tawaran menjadi PNS terbuka lebar, Jafro tetap memilih fokus berlatih di paralayang.
Baca Juga: Final Kepagian, Korsel Tekuk Iran di 16 Besar Sepakbola AG 2018
Orang pertama yang dihubunginya saat mengetahui meraih emas adalah sang ibu. Lewat video call atau panggilan video, Jafro meminta restu untuk pertandingan berikutnya.
"Tadi tak sampein ke ibu, masih ada pertandingan lagi, minta doannya. Ibu titip pesen saya jaga makan, dan jaga kesehatan," kata Jafro.
Presiden Joko Widodo melalui akun media sosial Instagram miliknya mengapresiasi prestasi yang telah dicapai pemuda asal Malang tersebut. Orang nomor satu di Indonesia itu memuji prestasi Jafro.
"Selamat Jafro Megawanto untuk emas ketujuh bagi Indonesia," ucap Presiden. (Antara)
Baca Juga: Sabet Tujuh Medali, Indonesia Belum Bergeser dari Posisi Lima