Suara.com - Perjuangan Eko Yuli Irawan meraih medali emas di cabang olahraga angkat besi Asian Games tidaklah seperti semudah membalikkan telapak tangan.
Setidaknya, butuh empat kali perhelatan Asian Games bagi lifter asal Lampung ini untuk bisa berkontribusi menyumbang medali emas bagi Indonesia.
Baca Juga: Empat Rekannya Ketahuan Sewa PSK, Ini Reaksi Atlet Jepang
Eko Yuli Irawan yang pada 24 Juli lalu genap berusia 29 tahun, pertama kali tampil di Asian Games, yakni tahun 2006 di Doha, Qatar.
Saat itu, Eko Yuli Irawan turun di kelas 56 kg. Dia hanya mampu menempati peringkat keenam dengan total angkatan 271 kg (snatch 121 kg, clean & jerk 150 kg).
Selang empat tahun kemudian, Eko Yuli Irawan memperbaiki prestasinya dengan meraih medali perunggu di Asian Games 2010 Guangzhou, Cina.
Medali tersebut didapat Eko Yuli Irawan dari kelas 62 kg, dengan total angkatan 311 kg (snatch 141 kg, clean & jerk 170 kg).
Pada keikutsertaannya yang ketiga di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Eko Yuli Irawan belum berhasil meningkatkan prestasinya.
Dia tetap meraih medali perunggu di kelas 62 kg. Total angkatan Eko Yuli Irawan saat itu, yakni 308 kg (snatch 142 kg, clean & jerk 166 kg).
Pagelaran Asian Games 2018 yang digelar di rumah sendiri, membuat peraih dua kali peraih perunggu dan satu kali perak Olimpiade ini kian termotivasi.