Suara.com - Point guard andalan timnas basket Indonesia, Andakara Prastawa Dhyaksa mengakui timnya bermain kurang tenang saat dibungkam juara bertahan Korea Selatan, di babak penyisihan grup A Asian Games 2018, Selasa (14/8/2018).
Bermain di Basket Hall, Senayan, Jakarta, tim asuhan pelatih Fictor Roring tak mampu berbuat banyak dan harus mengakui kekalahan telak dengan skor 65-104.
"Kita ragu-ragu saat mau kick-out atau mau drive ke dalam, tapi itu bukan alasan. Artinya kita masih banyak kurang, harus lebih tenang, harus lebih mengalir bolanya," kata Andakara Prastawa Dhyaksa di Mix Zone Basket Hall, Senayan, Jakarta, Selasa (14/8/2018) malam WIB.
Pemain yang akan membela Pelita Jaya di IBL musim 2018/2019 ini mengakui Korea Selatan bermain di level yang sangat tinggi. Namun, kurangnya koordinasi di atas lapangan, dinilai Prastawa sebagai penyebab utama timnya takluk dengan margin mencolok.
"Kita memang tahu Korsel bagus tembakan tripoinnya dan kuat di rebound. Tapi masalahnya, game plan kami tidak berjalan tadi. Harusnya game plan kami bisa lebih baik, jadi saya rasa itu yang kurang," ujar pebasket 25 tahun tersebut.
Di laga menghadapi Korsel sendiri, Prastawa menjadi pemain timnas Indonesia yang paling bersinar dengan catatan 20 poin. Sedangkan pemain naturalisasi Jamarr Andre Johnson mampu membukukan 16 poin.
Hal itu kata Prastawa, menjadi bukti bahwa Indonesia sebenarnya punya potensi yang cukup untuk bermain bagus. Di laga kedua menghadapi Thailand, dirinya yakin Indonesia bisa keluar sebagai pemenang.
"Kami masih imbang dengan Thailand, jadi harus terus fokus, dari game plan maupun pertahanan kami, khususnya rebound," ungkap Prastawa.
"Kalau kita bisa mengamankan dua hal ini, kita bisa membuat mereka kesulitan mencetak poin, kita bisa kalahkan mereka," tukasnya.
Laga kedua penyisihan grup A cabang olahraga basket putra Asian Games 2018 antara Indonesia menghadai Thailand akan berlangsung Senin (20/8/2018) di Basket Hall, Senayan, Jakarta Pusat.