Kenalkan ... Empat Pilot F1 "Duta Komunikasi"

Kamis, 02 Agustus 2018 | 17:00 WIB
Kenalkan ... Empat Pilot F1 "Duta Komunikasi"
Suasana konferensi pers pra-balap di Sirkuit Paul Ricard, Le Castellet, Perancis, menjelang F1 GP Perancis (21/06/2018). Dari kiri ke kanan: Romain Grosjean (Haas), Fernando Alonso (McLaren), Esteban Ocon (Force India), dan Pierre Gasly (Toro Rosso) [Boris Horvat/ AFP].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ayrton Senna, juara dunia F1 3 kali (1988, 1990, 1991)

Mendiang Ayrton Senna da Silva saat membela tim McLaren - Honda [Instagram @officialayrtonsenna].
Mendiang Ayrton Senna da Silva saat membela tim McLaren - Honda [Instagram @officialayrtonsenna].

Di antara para driver zaman old, Ayrton Senna dipandang sebagai sosok filosofis. Selalu mencerna pertanyaan berbahasa Inggris beberapa saat, baru kemudian menjawab setelah jeda tertentu.

Hal ini sampai pernah mendatangkan pertanyaan: apakah ia menguasai bahasa internasional itu dengan baik?

Nyatanya benar, ia fasih. Bahkan pilihan kata, dan cara bertuturnya apik. Ditambah satir khas Inggris, karena sepanjang kariernya di F1 ia selalu berada di tim berkedudukan di Inggris: Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams.

Baca Juga: Atletico Dikabarkan Mengincar sang Putra, Ini Komentar Simeone

Senna buka rahasia di kemudian hari soal kebiasaan berdiam sejenak sebelum menjawab ini, “Tinggal di negara yang memiliki budaya berbeda dengan tempat kelahiran membuat saya perlu berpikir soal penerapan kata dan kemungkinan pengertian yang ditangkap pendengar. Bahkan bila harus memaki, saya mesti paham dahulu, mana kosakata yang mesti dipakai.”

Fasih berbahasa Portugis sebagai bahasa ibu, Senna juga pakar berbahasa Inggris, ditambah Spanyol dan Italiano. Serta sedikit Nihongo atau bahasa Jepang, karena saat bergabung dengan tim McLaren, pemasok mesinnya adalah Honda.

Ia kerap mengetes mesin serta menjadi bintang pariwara di Negeri Matahari Terbit itu. Bahkan Honda melansir sport car khusus seri Senna. Dan saat ia meninggal di F1 GP San Marino 1993, markas Honda di Minato-ku, Tokyo, banjir buket bunga ungkapan duka cita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI