Diperlakukan Tak Adil, Atlet Paralympic Curhat ke Jokowi

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 01 Agustus 2018 | 18:08 WIB
Diperlakukan Tak Adil, Atlet Paralympic Curhat ke Jokowi
Presiden Jokowi di kampus IPDN, Jatinangor. (Suara.com/Aminuddin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Atlet angkat berat paralympic Provinsi Kalimantan Selatan Hero Pariyono mengaku telah mengirim surat untuk Presiden RI Joko Widodo.

"Isi surat yang saya kirim untuk bapak Presiden itu mengenai curahan hati karena tidak dipanggil dalam pelatihan nasional (Pelatnas) untuk Asian Para Games 2018," ujarnya di Banjarmasin, Rabu (1/8/2018).

Menurut dia, segala upaya sudah dilakukan untuk menembus kepercayaan negara agar bisa masuk skuat atlet angkat berat pada Asian Para Games yang akan berlangsung di negara ini pada 6-13 Oktober 2018.

"Bahkan saya sudah dinyatakan lolos pada seleksi persiapan atlet angkat berat untuk Asian Para Games di bulan Oktober 2017 lalu, ternyata setelah itu saya tidak dipanggil untuk Pelatnas Asian Para Games 2018," tuturnya.

Baca Juga: Cak Imin Tak Yakin Prabowo Maju Jadi Capres Lawan Jokowi

Hero menduga, telah dicekal National Paralympic Committee (NPC) pusat di Solo agar dirinya tidak bisa berlaga pada Asian Para Games 2018.

"Akibat ketidakjelasan kenapa saya tidak dipanggil untuk mengikuti Pelatnas Asian Para Games ini, saya sangat kecewa, bahkan membuat semangat saya benar-benar menjadi drop," paparnya.

Dia mengaku ketidakadilan ini adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya pada Asean Para Games Malaysia pada 2017, Hero juga tidak diikutkan dalam Pelatnas. Padahal dirinya adalah peraih medali emas pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 di Jawa Barat.

"Bahkan prestasi saya pada Peparnas PON 2016 itu memecahkan rekor nasional, jadi saya heran kenapa saya tidak diberi kesempatan untuk membela negara saat di negara sendiri ini akan berlangsungnya," jelasnya.

Hero pun sudah melapor ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, namun sayangnya belum mendapat hasil maksimal alias tidak ada titik temu yang memuaskan dirinya.

Baca Juga: Dituduh Cabuli Bocah, Kakek Nur Dianiaya 4 Polisi Gadungan

"Usaha saya terakhir untuk mendapatkan hak bisa berlaga di Asian Para Games 2018 ini, saya pun akhirnya memberanikan diri mengirim surat untuk bapak presiden, moga beliau mendengarkan keluhan saya ini, sebab penting bagi saya mendapat perhatian beliau," tuturnya.

Dia menyebutkan telah membela negera tercinta ini di beberapa kegiatan para games bahkan meraih medali emas, yakni di Vietnam 2003, Filipina 2005 dan Thailand 2008.

"Pada Kejuaraan dunia CUP Malaysia 2007 mendapat medali perak, Asean Paragames di Indonesia pada 2011 mendapat medali perak, pada Malaysia Open 2012 mendapat medali perunggu dan mendapat medali perak pada Asean Para Games di Myanmar 2014," tuturnya.

Dia pun pernah pula menjadi atlet nasional di Asian Para Games di Inchoen Korea pada 2014, dan mendapat prestasi rangking empat dan rangking 6 pada Powerlifting di Kazakstan 2015.

Dia menyebutkan, dulu di pelatnas, sering latihan beban berat 200 sampai 220 Kg. Artinya kalau masih dipanggil dalam Pelatnas Asian Para Games 2018 akan bisa mengejar limit angkatan, karena tekad dan keinginannya sangat kuat sekali terus membela negara ini. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI