Owi / Butet Tak Diikutkan ke Kejuaraan Dunia, Ini Pertimbangannya

Kamis, 26 Juli 2018 | 19:26 WIB
Owi / Butet Tak Diikutkan ke Kejuaraan Dunia, Ini Pertimbangannya
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juara Indonesia Open 2018. Di final, Owi/Butet—sapaan akrab mereka—mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), 21-17 dan 21-8, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PP PBSI telah memutuskan tidak mengikutsertakan pasangan ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, ke Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018.

Owi/Butet—sapaan akrab Tontowi/Liliyana—sejatinya juara bertahan di Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Namun, mereka tak diturunkan lantaran lebih diprioritaskan tampil di Asian Games 2018.

Keputusan PBSI tersebut seperti membuka jalan bagi Owi/Butet untuk bisa meraih medali emas di pesta olahraga terbesar bangsa Asia ke-18 itu.

Baca Juga: Adik Tiri Raih Podium Perdana, Rossi: Dia Tak Percaya kepada Saya

Seperti diketahui, Owi/Butet telah memenangkan hampir seluruh turnamen bulutangkis bergengsi. Hanya turnamen Asian Games yang belum bisa ditaklukkan pasangan ranking satu dunia ini.

Itu pulalah yang menjadi salah satu dasar utama pertimbangan PBSI tak menerjunkan pasangan peraih emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro tersebut berlaga di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018.

"Kita memandang Owi/Butet memang lebih baik main di Asian Games saja, dengan pertimbangan di Kejuaraan Dunia mereka sudah pernah meraih juara," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti usai konferensi pers jelang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018 di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (26/7). [Suara.com/Arief Apriadi]
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti usai konferensi pers jelang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018 di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (26/7). [Suara.com/Arief Apriadi]

"Selain itu, di Asian Games ini mereka punya keinginan lebih (untuk bisa menjadi juara). Dan kita dari PP PBSI juga ingin dua turnamen ini (Kejuaraan Dunia dan Asian Games) bisa kita jalani dengan sukses, melalui pembagian kekuatan tim," sambung Susy.

Selain pembagian kekuatan tim, faktor fisik juga jadi pertimbangan PBSI. Jika diturunkan pada Kejuaraan Dunia, performa mereka di Asian Games dikhawatirkan tak akan optimal.

Untuk diketahui, waktu penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018 dengan Asian Games 2018 terhitung mepet.

Penyelenggaraan Asian Games 2018 yang berlangsung, 18 Agustus-2 September 2018, hanya berselang dua minggu setelah Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018.

Baca Juga: Olimpiade 2020: Hormati Atlet Muslim, Jepang Siapkan Mobil Masjid

"Dengan usia Owi/Butet sekarang, jika mengikuti dua kejuaraan besar sekaligus, kondisi mereka di Asian Games bisa underperform. Lebih baik ikut satu turnamen, tapi dapat hasil terbaik," tutur Susy.

Asian Games 2018 dipastikan akan menjadi edisi terakhir bagi Owi/Butet. Raihan medali emas di rumah sendiri tentunya akan menjadi kado perpisahan terbaik untuk Butet yang memutuskan gantung raket di akhir tahun 2018.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI