Jika Geluti Sepakbola, Zohri Dinilai Tak Akan Berprestasi

Rabu, 25 Juli 2018 | 21:09 WIB
Jika Geluti Sepakbola, Zohri Dinilai Tak Akan Berprestasi
Pelari nasional, Lalu Muhammad Zohri, mengibarkan bendera Merah Putih usai menjuarai nomor lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018). [Dok. PASI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rosida (46), penemu bakat Lalu Muhammad Zohri, menyebut mantan anak didiknya di SMP 1 Pamenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu tak akan berprestasi jika tetap menggeluti olahraga sepakbola alih-alih atletik.

Menurut Rosida, meski Zohri memiliki potensi sebagai pesepakbola, namun iklim sepakbola di NTB dinilainya kurang mendukung. Justru olahraga atletik dinilainya jauh lebih berpotensi bagi masa depan Zohri.

"Permainan sepakbola ini sulit untuk bisa berprestasi apalagi ditingkat kabupaten," kata Rosida saat ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2018).

Baca Juga: Rossi Sebut Kompetisi MotoGP Sekarang Sedikit Bikin Boring

"Memang dia punya potensi sih. Tapi jujur, saat lihat Zohri main sepakbola, saya langsung pejamkan mata, karena memang saya tak ingin dia menjadi pesepakbola," imbuhnya.

Insting Rosida pada akhirnya terbukti benar. Lalu Muhammad Zohri menjadi buah bibir di Tanah Air baru-baru ini setelah membuat harum Indonesia pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20, 11 Juli lalu.

Sprinter yang dijuluki "Bocah Ajaib dari Lombok" ini menyabet medali emas setelah menyentuh garis finis pertama di nomor lari bergengsi 100 meter putra, dengan catatan waktu 10,18 detik.

Rosida (tengah), penemu bakat Lalu Muhammad Zohri yang merupakan guru olahraga di SMP 1 Pamenang Kabupaten Lombok Utara di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7/2018). [Dok. Ist]
Rosida (tengah), penemu bakat Lalu Muhammad Zohri yang merupakan guru olahraga di SMP 1 Pamenang Kabupaten Lombok Utara di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7/2018). [Dok. Ist]

Guru jebolan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Mataram ini pun mengaku sangat bangga mengetahui mantan anak didiknya yang awalnya ingin menggeluti sepakbola ketimbang atletik, akhirnya bisa menuai sukses.

"Saya bilang padanya dia punya kelebihan disini (atletik, khususnya di nomor sprint). Tapi dia sadarnya memang lama ya, yaitu pada 2015. Sekitar dua tahun setengah sejak saya kenal dia pada 2013," tutur Rosida.

"Saya tahu Zohri juara dari pelatih lompat jauh, Pak Arya. Saat itu saya ditelepon, katanya, 'Ibu ini anaknya juara dunia'. Disitu saya merasa sangat bangga," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI