Suara.com - Manajer Tim Angkat Besi Indonesia, Dirdja Wihardja, mengatakan Asian Games 2018 yang berlangsung di rumah sendiri menjadi momentum peningkatan prestasi para lifter Tanah Air.
Secara spesifik, Dirdja mengharapkan Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani, yang menjadi andalan utama Indonesia, bisa menggapai prestasi yang lebih tinggi dari Asian Games 2014 Incheon.
Seperti diketahui, Eko Yuli meraih medali perunggu di kelas 62 kg putra pada Asian Games 2014. Sedangkan, prestasi Sri lebih baik dengan membawa pulang medali perak di kelas 48 kg putri.
Baca Juga: Ini Alasan Tamran Pasang Bendera Peserta Asian Games Bertiang Bambu
Pemerintah sendiri hanya menargetkan satu emas dari cabang olahraga angkat besi pada Asian Games 2018.
Meski tak mendapat target besar, namun Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) mencanangkan dua emas pada pentas Asian Games, Agustus mendatang.
"Yang jelas angkat besi Indonesia ini kan sudah lima kali ikut Olimpiade. Di Asian Games sejak 1982 sudah menyumbangkan medali. Kalau yang namanya menyumbang seperti medali perunggu dan perak sudah biasa," tutur Dirdja, saat ditemui beberapa waktu lalu.
"Di Asian Games 2018 ini, kami mau naik kelas lah, jangan hanya mengejar perunggu dan perak. Kali ini harus emas. Terkait berapa jumlahnya, Insya Allah kami targetkan dua (emas)," pungkasnya.
Kontingen Angkat Besi Indonesia menurunkan 13 lifter pada Asian Games 2018, yang terdiri dari 7 putra dan 6 putri.
Baca Juga: Tertinggal 46 Poin, Rossi Lempar Handuk Bersaing dengan Marquez?
Di sektor putra, Indonesia diwakili oleh Surahmat (56 kg), Muhammad Purkon (62 kg), Eko Yuli Irawan (62 kg), Deni (69 kg), Triyatno (69 kg), I Ketut Ariana (77 kg) dan Rahmat Erwin Abdullah (77 kg).
Sementara, enam atlet putri yang turun, antara lain Sri Wahyuni Agustiani (48 kg), Yolanda Putri (48 kg), Syarah Anggraini (53 kg), Acchedya Jagadhita (58 kg), Yuripah Melsandi (69 kg), dan Nurul Akmal (75+ kg).