Suara.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan ada tiga ancaman utama gangguan keamanan yang harus diantisipasi pada saat Asian Games 2018 nanti.
Tiga ancaman itu mencakup aksi terorisme, kejahatan jalanan (street crime) dan kemacetan lalu lintas.
Hal itu disampaikan Tito dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Baca Juga: Dua Ganda Putra Indonesia Melaju ke Perempat Final Singapore Open
Tito menuturkan Polri terus melakukan operasi-operasi pemberantasan terorisme. Terlebih pasca terjadinya aksi terorisme yang mengguncang Kota Surabaya, Jawa Timur, Mei 2018 lalu.
"Operasi ini terus akan bergerak dengan melibatkan unsur Mabes Polri dipimpin Densus 88, serta semua Satgas Anti Teror yang dibentuk Polda-polda dan dibawah arahan Densus 88," jelas Tito.
Tito menambahkan, Polri akan melakukan operasi pemberantasan terorisme sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme demi lancarnya pelaksanaan Asian Games yang akan dibuka 18 Agustus 2018.
Empat Polda, lanjut Tito, telah diprioritaskan untuk menjaga keamanan pelaksanaan Asian Games 2018. Antara lain Polda Metro Jaya, Polda Sumatera Selatan, Polda Jawa Barat dan Polda Banten.
"Empat Polda ini sudah miliki konsep operasi yang libatkan stakeholder lain, termasuk TNI dan pemerintah setempat. Kita buat sistem pengawasan dengan CCTV yang ada command center. Kemudian kita adakan operasi cipta kondisi sebelumnya, terutama kejahatan-kejahatan jalanan, begal, copet, jambret dan lain-lain," Tito memaparkan.
Baca Juga: Asian Games: Lari Maraton, Jalur Sudirman - Harmoni Akan Ditutup
Terkait kejahatan jalanan, Tito mengungkapkan banyak terjadi di Palembang, Sumsel. Ia pun telah memerintahkan jajarannya untuk membersihkan kejahatan jalanan ini sejak sekarang.
"Kapolda Sumsel sudah bersihin (kejahatan jalanan), cukup banyak ditangkap (para pelakunya). Bahkan di Jabar sudah ditangkap lebih kurang 1.500 pelaku kejahatan jalanan. Di Polda Metro juga banyak. Bahkan ada yang tertembak, ditangkap lebih kurang 50, yang tewas 15 kalau tak salah," tutur Tito.
Permasalahan terakhir adalah kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Tito, kepolisian bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta Kementerian Perhubungan, terus melakukan kajian-kajian untuk mencegah kemacetan saat berlangsungnya Asian Games.
Baca Juga: Rossi: Mekanik Yamaha Kabur Melihat Saya Sekarang
Salah satu opsi yang masih dikaji adalah meliburkan anak sekolah yang lokasi sekolahnya menjadi jalur lalu lintas atlet dari Wisma Atlet ke arena pertandingan.
"Ada beberapa opsi diantaranya meliburkan anak sekolah. Positifnya bisa mengurangi angka kemacetan 11 persen. Tapi juga akan ada dampak pada kualitas pendidikan. Kalau enggak diliburkan, kemacetan mungkin terjadi," pungkas Tito.