Juara Indonesia Open di Istora, Liliyana: Senang Sekaligus Sedih

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Senin, 09 Juli 2018 | 19:47 WIB
Juara Indonesia Open di Istora, Liliyana: Senang Sekaligus Sedih
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juara Indonesia Open 2018. Di final, Owi/Butet—sapaan akrab mereka—mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), 21-17 dan 21-8, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, akhirnya mampu menaklukkan 'keangkeran' ajang Indonesia Open di Istora Senayan.

Butuh tujuh kali percobaan bagi Owi/Butet—sapaan akrab mereka—untuk bisa melakukannya.

Sebelumnya, sejak pagelaran Indonesia Open tahun 2011, Owi/Butet seakan terkena 'kutukan' bila bermain di Istora. Kondisi itu pun mengganggu psikis keduanya.

Baca Juga: Usai Juara Indonesia Open, Ini Target The Minions Berikutnya

"Sejujurnya, walaupun saya bilang tidak mau memikirkan, tapi tetap memikirkan kok enggak bisa menang di Istora?" ujar Liliyana, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Senin (9/7/2018).

Mitos 'kutukan' itu akhirnya sirna setelah Owi/Butet menang relatif mudah atas Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), 21-17 dan 21-8, Minggu (8/7/2018) kemarin.

Kemenangan ini sekaligus membuat Owi/Butet mempertahankan gelar. Tahun lalu, peraih medali emas Olimpiade 2016 ini menjuarai Indonesia Open di JCC Senayan dengan mengalahkan Zheng Siwei/Chen Qingchen, 22-20 dan 21-15.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juara Indonesia Open 2018. Di final, Owi/Butet—sapaan akrab mereka—mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), 21-17 dan 21-8, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). [Humas PBSI]

"Akhirnya setelah sekian lama di Istora kami bisa juara. Pertamanya saya tegang karena banyak penonton. Tapi, dalam hati saya ada keyakinan untuk menang, karena kami bisa menerapkan pola permainan kami," kata Tontowi.

"Sebenarnya saya senang sekaligus sedih, karena kemungkinan ini terakhir kali saya tanding di Indonesia Open. Kami senang bisa memberi gelar, mitos Istora angker buat Owi/Butet sudah tidak usah dibahas lagi, sudah dibayar lunas," ujar Liliyana.

Baca Juga: 7 Pebulutangkis Cantik yang Menyihir Penonton Indonesia Open 2018

Statistik Prestasi Owi/Butet di Indonesia Open di Istora

1. 2011: Runner-up, kalah dari Zhang Nan/Zhao Yunlei (Cina) 22-20, 14-21 dan 9-21

2. 2012: Runner-up, kalah dari Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) 17-21, 21-17 dan 13-21

3. 2013: Semifinal, kalah dari Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) 15-21 dan 14-21

4. 2014: Semifinal, kalah dari Xu Chen/Ma Jin (Cina) 21-18, 12-21 dan 15-21

5. 2015: Semifinal, kalah dari Zhang Nan/Zhao Yunlei (Cina) 21-16, 15-21 dan 18-21

6. 2016: Babak Kedua, kalah dari Kim Astrup Sorensen/Line Hojmak Kjaersfeldt (Denmark) 19-21 dan 17-21

7. 2018: Juara, menang atas Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) 21-17 dan 21-8

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI