Susy: Prestasi Tunggal Putri Masih Tertinggal dari Sektor Lain

Jum'at, 29 Juni 2018 | 21:03 WIB
Susy: Prestasi Tunggal Putri Masih Tertinggal dari Sektor Lain
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti. (Suara.com / Arief APRIADI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga pebulutangkis tunggal putri Indonesia, yakni Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung dan Dinar Dyah Ayustine, harus terhenti di babak pertama Malaysia Open 2018.

Gregoria takluk di tangan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Carolina Marin (Spanyol), dengan skor 4-21, 21-18, 8-21.

Sementara itu, Fitriani juga tak dapat mengatasi perlawanan Sung Ji Hyun, unggulan ketujuh dari Korea. Fitriani dikalahkan Sung usai berduel selama 69 menit dengan skor 11-21, 24-22, 12-21.

Sebelumnya, Dinar juga gagal melaju ke babak kedua setelah dikalahkan Akane Yamaguchi, unggulan kedua dari Jepang, dengan skor 21-17, 12-21, 13-21.

Well, serangkaian hasil minor yang dipetik di babak awal ini pun menimbulkan tanda tanya besar terkait kualitas para tunggal putri Merah-Putih.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, pun angkat bicara. Istri dari legenda bulutangkis Indonesia, Alan Budikusuma itu menyebut performa tunggal putri Indonesia sebenarnya sudah meningkat sejak terakhir kali bertanding di Piala Uber 2018 pada Mei lalu.

Namun dirinya mengakui, dibanding sektor lain, tunggal putri memang cukup tertinggal. Baik Gregoria, Fitriani dan Dinar harus terus meningkatkan jam terbangnya di level Internasional.

"Tunggal putri progresnya sudah terlihat sejak di Uber Cup 2018, cuma kali ini (kurang) faktor keberuntungan aja. Namun jika dibandingkan dengan sektor-sektor lain, sektor tunggal putri ini memang lebih tertinggal," kata Susy Susanti.

Ketiga tunggal putri Indonesia, kata Susy, sudah menampilkan performa yang maksimal di Malaysia Open 2018. Mereka dinilai telah berjuang meski secara hasil belum tercermin.

"Kita sudah lihat bagaimana perjuangan, permainan dan daya juang atlet tunggal putri kita. Kalau pas lawan Marin kemarin, Gregoria set pertama nggak siap karena Marin memang punya gaya main yang berbeda, dia kidal. Menghadapi itu memang butuh pengalaman, butuh jam terbang," tutur Susy.

"Fitri juga bermain luar biasa melawan Sung Ji Hyun, bermain ketat hingga rubber (game). Dinar dengan Akane juga. Jadi mereka kalah bukan tanpa perjuangan, ini akan jadi catatan kita untuk ditingkatkan lagi."

Meski belum mendapatkan hasil positif, Susy tetap mengapresiasi ketiga wakil tunggal putri Indonesia di Malaysia Open 2018. Meski dirinya mengakui, ada kekurangan yang harus dievaluasi.

"Sebelumnya kan sempat kita berpikir bahwa tunggal putri tak memiliki potensi, tapi ternyata kalau mau kerja keras dan berusaha, kita mampu. Tapi itu memang butuh proses," ujar Susy.

"Semua pertandingan akan kita evaluasi, apa yang harus ditingkatkan, kenapa menang dan kenapa kalah. Itu yang harus ditingkatkan, lubang-lubang itu, terutama tunggal putri yang memang agak tertinggal," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI