Stereotip Masa Depan Atlet, Greysia Sempat Ragu di Bulutangkis

Minggu, 10 Juni 2018 | 19:39 WIB
Stereotip Masa Depan Atlet, Greysia Sempat Ragu di Bulutangkis
Pebulutangkis putri Indonesia spesialis ganda, Greysia Polii, ditemui di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii mengaku sempat ragu akan masa depannya kala memilih bulutangkis sebagai profesi.

Dia mengungkapkan, stereotip mengenai tak terjaminnya masa depan atlet Tanah Air cukup mengganggu pikirannya. Apalagi, banyak anggapan bahwa pemerintah tak pernah serius menyejahterakan kehidupan para olahragawan.

Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu [AFP]
Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu [AFP]

"Ya yang pasti dahulu saya mendengar bahwa atlet itu tak punya masa depan. Jadi atlet itu apresiasinya kurang dari bangsa. Saat itu saya bertanya apakah menjadi atlet ini jalan hidup saya?" ujar Greysia Polii, ditemui di kawasan Kemayoran, Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Saat saya terjatuh (gagal) pasti saya selalu terngiang-ngiang," sambungnya.

Namun, dengan dedikasinya yang tinggi di dunia bulutangkis, Greysia mampu membuktikan diri bahwa menjadi atlet punya prospek yang baik.

Dirinya pun berterima kasih pada para pelatih dan seniornya yang dengan sepenuh hati berjuang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia melalui olahraga tepok bulu tesebut. Sehingga kini profesi sebagai olahragawan sudah lebih dihargai oleh pemerintah.

Baca Juga: Stoner: Rossi Lebih Buruk Dari Lorenzo

"Dedikasinya harus tinggi, terutama peran orang tua yang membimbing saya di olahraga ini. Semenjak itu saya berkomitmen jadi pemain bulutangkis. Bukan jadi pemain dunia saja, tapi jadi pemain yang punya prestasi," kata Greysia.

"Beruntung di sini ada para pelatih dan senior yang luar biasa. Karena melalui mereka Indonesia menciptakan juara, karena merekalah negara mulai memperhatikan, media melihat, orang melihat bahwa bulutangkis itu bisa jadi tempat menuntun masa depan," sambung pebulutangkis 30 tahun tersebut.

Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari [Badminton Photo/Yves Lacroix]
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari [Badminton Photo/Yves Lacroix]

Dalam perjalanan kariernya menjadi pebulutangkis profesional, Greysia Polii sukses merengkuh berbagai gelar bergengsi. Termasuk medali emas Asian Games 2014 Incheon bersama Nitya Krishinda Maheswari.

Kini, diusianya yang tak muda lagi, pebulutangkis kelahiran Jakarta itu berharap regenerasi atlet bulutangkis bisa terus berjalan. Jangan sampai jerih payah para pendahulu putus begitu saja ditengah jalan.

"Semoga apa yang saya bangun dan teman-teman saya bisa berkesinambungan ke depan," ujarnya.

Baca Juga: Targetkan Juara, PBSI Andalkan Pemain Elite di Malaysia Open 2018

Saat ini, Greysia berpasangan dengan pebulutangkis muda, Apriyani Rahayu. Bersama pebulutangkis 19 tahun itu, performa Greysia cukup gemilang.

Ganda putri Indonesia Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu juara di India Terbuka 2018 [AFP]
Ganda putri Indonesia Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu juara di India Open 2018 [AFP]

Ganda putri ranking enam dunia yang dipasangkan sejak 2017 silam itu, hingga kini sukses memenangi berbagai gelar Internasional, diantaranya Thailand Open 2017, Prancis Open Super Series 2017, dan India Open 2018 BWF World Tour Super 500.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI