Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, rentetan ledakan bom yang baru-baru ini terjadi di Surabaya, Jawa Timur, jadi bahan Pemprov DKI Jakarta untuk waspada dalam mendeteksi potensi ancaman keamanan jelang perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, Agustus mendatang.
"Ini justru menjadi bahan untuk kita bisa lebih waspada melihat potensi-potensi ancaman keamanan yang bisa kita deteksi," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta, Senin (14/5/2018).
Pernyataan Anies menyusul pasca terjadinya ledakan bom yang terjadi sejak kemarin, Minggu (13/5/2018), yang menyerang tiga gereja di Surabaya dan serangan yang terjadi di Mapolrestabes Surabaya, Senin pagi sekitar pukul 08.50 WIB.
Tak hanya itu, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menuturkan banyaknya ledakan yang terjadi di Surabaya, juga menjadi bahan Pemprov Jakarta dalam mengamankan perhelatan Asian Games.
"Jadi kasus-kasus seperti sekarang ini menjadi bahan untuk mengamankan Asian Games yang lebih baik," kata Anies.
Seperti diketahui, tiga bom meledak di Surabaya masing-masing di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.
Pelaku bom diduga ada enam orang yang notabene satu keluarga. Mereka adalah Dita Upriyanto dan istrinya, Puji Kuswati. Lalu keempat anak terdiri dari Fadila Sari (12), Famela Rizkita (9), Yusuf Fadhil (18), dan Firman Halim (16).
Dita melakukan pengeboman di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Puji bersama Famela dan Fadila melakukan bom bunuh diri di GKI Diponegoro.
Terakhir Yusuf dan Firman melakukan pengeboman di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.
Akibat pemboman itu, lebih dari 10 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.
Sementara, dalam bom bunuh diri yang menyasar di depan pintu pos Mapolrestabes Surabaya, tercatat ada 10 orang yang menjadi korban.